Kompas TV nasional peristiwa

PVMBG Imbau Warga agar Waspada Lahar Hujan Gunung Semeru saat Musim Hujan

Kompas.tv - 4 Desember 2022, 21:05 WIB
pvmbg-imbau-warga-agar-waspada-lahar-hujan-gunung-semeru-saat-musim-hujan
Seorang pria menatap saat Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dalam erupsi yang terjadi Minggu, 4 Desember 2022 di Lumajang, Jawa Timur. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan guguran awan panas Gunung Semeru telah mereda.

Kendati demikian, terdapat bahaya selanjutnya yang perlu diwaspadai masyarakat, yakni potensi terjadinya lahar hujan saat musim hujan seperti saat ini. 

"Tercatat pukul 13.30 sudah berhenti kegiatan awan panasnya," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Minggu (4/12/2022). 

"Namun bahaya selanjutnya yang perlu dihindari yakni saat hujan. Jadi material yang dierupsikan dari pagi sampai siang tadi ke depannya jika hujan memicu terjadinya lahar hujan."

Oleh karenanya, Hendra meminta masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai untuk menghindar atau tetap berada di tempat pengungsian sementara waktu. 

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, meski aktivitas vulkanik  telah mereda, namun pihaknya belum menurunkan status Gunung Semeru. 

Di mana status Gunung Semeru hingga kini masih Level Awas atau IV.

"Ya tetap (Level) Awas. Karena kita tetap harus evaluasi apakah ke depan suplai magma dari kedalaman masih terjadi atau tidak itu bergantung terhadap data yang kita rekap," jelasnya. 

Dengan adanya status awas ini, PVMBG meminta agar masyarakat melakukan kegiatan dalam radius 8 km dari puncak dan secara sektoral ke arah Tenggara yakni di Besuk Kobokan dan Kali Lanang sejauh 19 km dari puncak.

Baca Juga: Apakah Erupsi Gunung Semeru Timbulkan Ancaman Tsunami di Jepang? Ini Penjelasan BMKG Jepang

Lalu sampai kapan Status Awas Gunung Semeru ditetapkan?

Tekait hal ini Hendra menyatakan, jika melihat karakter Gunung Semeru, status tersebut tidak akan bertahan lama.

"Kalau kita belajar karakter Gunung Semeru yang sudah-sudah, biasanya tidak lama," ujarnya.

"Hanya sekarang dalam musim hujan ini, tidak kalah bahayanya curah hujan tinggi bisa memicu lahar hujan."

Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Minggu (4/12) dini hari pukul 02.46 WIB. Gunung Semeru tampak mengeluarkan awan panas setinggi kurang lebih 1.500 kilometer dari puncak.

Awan panas guguran tersebut berlangsung terus-menerus. Jaraknya berangsur naik dari 7 kilometer hingga terakhir dilaporkan, awan panas guguran meluncur hingga 13 kilometer.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari Level Siaga atau III menjadi Level Awas atau IV.

Berdasarkan data BNPB, hingga Minggu sore sebanyak 1.979 jiwa mengungsi di 10 titik imbas erupsi Gunung Semeru. 

Adapun 10 titik pengungsian itu meliputi, sebanyak 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro, dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.

Baca Juga: Wakil Bupati Lumajang Sebut Guguran Awan Panas Gunung Semeru Sudah Berhenti


 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x