JAKARTA, KOMPAS.TV- Tubuh akan memproduksi hormon kortisol saat tengah mengalami stres. Kenaikan hormon stres ini merupakan hal normal dan merupakan bagian dari respons alami tubuh.
Namun, jika kadar kortisol terlalu tinggi dalam waktu lama, hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kondisi kelebihan hormon kortisol ini dikenal sebagai sindrom cushing (cushing syndrome) atau hiperkortisolisme.
Menurut laman WebMD, sindrom ini merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat tingginya kadar kortisol dalam tubuh. Kortisol diproduksi oleh kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Peter Pan dan Ciri-Cirinya
Hormon ini memiliki peran penting bagi tubuh, seperti mengatur kadar gula darah, membantu mengendalikan tekanan darah, dan mengurangi peradangan. Namun, jika produksinya berlebihan, justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kadar kortisol yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, osteoporosis, hingga diabetes tipe 2.
Dikutip dari Cleveland Clinic, tanda dan gejala sindrom cushing berbeda-beda pada masing-masing orang. Tingkat keparahan dan durasi gejalanya pun bervariasi.
Namun, berikut ini beberapa gejala utama sindrom Cushing yang kerap dialami.
1. Peningkatan berat badan
2. Lengan atau tungkai yang kurus
3. Wajah bulat
4. Peningkatan lemak di sekitar pangkal leher
5. Munculnya punuk berlemak di antara bahu
6. Mudah mengalami memar
7. Stretch mark berwarna ungu yang muncul di perut, payudara, pinggul, dan lengan bawah
8. Otot yang lemah
Anak-anak dengan kondisi ini biasanya mengalami obesitas dan memiliki angka pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak lain. Sementara itu, wanita yang mengalami sindrom Cushing mungkin memiliki rambut berlebih pada wajah, leher, dada, perut, dan paha.
Periode menstruasi pun menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti. Pria dengan kondisi ini mungkin mengalami penurunan kesuburan dan disfungsi ereksi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Cleveland Clinic, Web MD
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.