oleh: Alexander Wibisono, Wakil Pemimpin Redaksi KompasTV
KOMPAS.TV- Sepekan sudah, publik disuguhi aksi penangkapan preman. Bak film laga, penangkapan juga diwarnai aksi kejar-kejaran antara polisi dengan para preman di jalanan.
Mulai 9 Mei 2025, polisi menangkap ribuan preman di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Mereka adalah juru parkir liar atau jukir hingga anggota organisasi masyarakat (ormas) yang diduga terlibat pemerasan atau pengeroyokan.
Data pusat informasi kriminal Badan Reserse Krimininal (Bareskrim) Polri, di sepanjang tahun 2024, terjadi 4.207 kasus kejahatan premanisme dengan senjata tajam (sajam). Selanjutnya, hingga April 2025, setidaknya sudah 1.426 kasus serupa. Bila kita rata-rata, dalam sehari terjadi sekitar dua belas kasus kejahatan premanisme.
Baca Juga: Hasan Nasbi Sebut Pemerintah Komitmen Berantas Premanisme, Bukan Ormas
Aksi premanisme paling banyak terjadi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Polda Metro Jaya mencatatkan diri sebagai Polda dengan kasus premanise tertinggi yakni 497 kasus. Lalu disusul Polda Jawa Timur 450 kasus dan Polda Jawa Barat dengan 399 kasus.
Sedangkan untuk wilayah luar Jawa, aksi premanisme marak terjadi di Sulawesi Selatan dengan 362 kasus, Kalimantan Selatan 258 kasus, dan Sulawesi Utara 264 kasus.
Suburnya praktik premanisme berupa tindakan pemaksaan, intimidasi, ancaman, tidak terjadi hanya di jalanan. Aparat yang seharusnya membasmi preman, sering kali juga melakukan praktik premanisme.
Sejumlah oknum polisi beberapa waktu lalu dilaporkan memeras warga negara Malaysia yang datang penonton Djakarta Warehouse Project atau DWP, di Kemayoran dengan dalih tes urine. Tidak tanggung-tanggung, nilai uang hasil pemerasan mencapai puluhan miliar rupiah.
Baca Juga: Untuk Pencegahan Aksi Premanisme, Kejagung Akan Kerahkan Instrumen Intelijen
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.