Kompas TV kolom opini

PAUS LEO XIV: PERTPAUS LEO XIV, PERTANDA ZAMAN (2): BUKAN TEOLOG, BUKAN DIPLOMAT

Kompas.tv - 13 Mei 2025, 19:29 WIB
paus-leo-xiv-pertpaus-leo-xiv-pertanda-zaman-2-bukan-teolog-bukan-diplomat
Para kardinal akan memulai konklaf (Sumber: Trias Kuncahyono)

Oleh: Trias Kuncahyono

KOMPAS.TV- Dalam suatu pertemuan di KBRI Takhta Suci, Kardinal Suharyo menceritakan tentang berbagai topik yang dibicarakan dalam General Congregation, Kongregasi Umum. Ini adalah pertemuan para kardinal–kardinal-elektor maupun bukan elektor, yang diselenggarakan sebelum konklaf di Aula Paulus VI, Vatikan.

Kongregasi Umum terakhir atau yang ke-12, berlangsung pada 6 Mei 2025, sehari sebelum konklaf dimulai, 7 Mei 2025. Pertemuan terakhir ini dihadiri oleh 173 kardinal, termasuk 130 kardinal-elektor yang salah seorang di antaranya adalah Ignatius Kardinal Suharyo.

Dalam pertemuan itu  ada 26  intervensi dari para kardinal yang sebagian besar adalah para teolog dan filsuf kondang. Intervensi-intervensi tersebut, misalnya, fokus pada reformasi Paus Fransiskus yang perlu dilanjutkan: undang-undang tentang pelecehan seksual, isu ekonomi, Kuria Roma, sinodalitas, upaya untuk perdamaian, dan kepedulian terhadap ciptaan.

Baca Juga: Paus Leo XIV Berharap Gencatan Senjata India-Pakistan Bawa Perdamaian Sejati

Tema persekutuan ditekankan sebagai panggilan bagi Paus baru untuk menjadi Pontifex, pembangun jembatan, gembala, guru kemanusiaan, dan wajah Gereja Samaria. Di masa perang, kekerasan, dan polarisasi yang mendalam sekarang ini, ada kebutuhan akan Paus yang penuh belas kasih, sinodalitas, dan harapan.

Yang dibutuhkan zaman sekarang adalah seorang paus yang menjadi gembala. Jadi, bukan seorang diplomat, bukan teolog, bukan pula birokrat melainkan seorang pastor, seorang gembala, yang tahu domba-dombanya; gembala yang berbau domba, mengutip rumusan Paus Fransiskus.

***

Kardinal Suharyo mengucapkam sumpah dan janji, sebelum konklaf dimulai di Kapel Sistina. Sumpah dan janji diucapkan di depan altar dengan “background” lukisan Michelangelo, The Last Judgement. (Sumber: Trias Kuncahyono)

Kata Kardinal Suharyo, bahkan, para kardinal mengusulkan, agar siapa pun yang nantinya terpilih sebagai paus, menggunakan nama atau Yohanes (mengacu pada Paus Santo Yohanes XXIII) atau Paus Fransiskus. Yang lebih penting lagi, siapa pun yang terpilih didukung oleh semua kardinal.

Kalau nantinya ada yang tidak setuju, sepaham dengan kebijakan, keputusan, ajaran paus hendaknya tidak diumbar di depan media, tapi dibicarakan langsung, empat mata dengan paus, sehingga tidak membuat kegaduhan yang tidak perlu.

Mengapa nama Yohanes dan mengapa Fransiskus yang disarankan para kardinal? Bukankah ada nama-nama besar paus di masa lalu. Misalnya,  Benediktus (Benediktus XV, 1914 – 1922 dikenal sebagai Pope of Peace), Pius ( Pius IV, 1559 – 1565, yang mengurusi tercukupinya pasokan air untuk Roma), Benediktus (Benediktus XIV, 1740 – 1758, Selama masa itu,  mendirikan empat akademi untuk seni, sains, dan agama.  
Ia juga dikenal karena kedermawanannya kepada orang miskin, sering kali blusukan ke daerah-daerah kumuh di Roma dan dengan senang hati mengobrol dengan penduduk setempat),  Leo (Leo Agung, 440 – 461, menggelar Konsili Ekumenis Khalsedom –sekarang Kadikoy  Turki–yang mengakui dan menegaskan kembali kebenaran tentang dua kodrat: ilahi dan manusiawi dalam satu pribadi Yesus Kristus), Leo (Leo XIII, 1878 – 1903), Gregorius (Gregorius Agung, 590 – 604), dan masih banyak lagi. (Vatican News)

Tapi Kardinal Angelo Guiseppe  Roncalli terpilih menjadi Paus (Paus Yohanes XXIII) 28 Oktober 1958, setelah wafatnya Paus Pius XII adalah contoh Paus ‘pastoral’, yang paling dekat. Ia seorang gembala yang baik yang sangat peduli terhadap domba-dombanya.

Baca Juga: Pidato Pertama Paus Leo XIV soal Gaza: Tidak Ada Lagi Perang!

Ensiklik progresifnya, Mater et Magistra (Ibu dan Guru) diterbitkan pada 15 Mei 1961 untuk memperingati 50 tahun diterbitkannya Rerum Novarum karya Leo XIII. Mater et Magistra, menekankan pentingnya martabat manusia dan hak serta tanggung jawab individu dalam masyarakat. Ensiklik ini mengkritik individualisme dan kolektivisme yang ekstrem, menganjurkan pendekatan yang seimbang yang mengakui perlunya sosialisasi sambil mempromosikan martabat manusia.

Ensiklik Pacem in terris, 11 April 1963, yang menganjurkan kebebasan dan martabat manusia sebagai dasar bagi ketertiban dan perdamaian dunia. Pacem in Terris memperluas wacana ke hubungan internasional, memperjuangkan perdamaian melalui rasa saling percaya daripada kekuatan militer, dan menghubungkan hak asasi manusia dengan tanggung jawab moral.

Paus Santo Yohanes XXIII (Sumber: Catholic News Agency via triaskredensial)

Ensiklik Paus Yohanes XXIII, Mater et Magistra dan Pacem in Terris, muncul pada awal tahun 1960-an sebagai sumbangan penting bagi Ajaran Sosial Katolik, yang mencerminkan visi transformatif bagi peran Gereja dalam menangani masalah sosial. Kedua ensiklik tersebut menandakan perubahan dalam perspektif Gereja Katolik tentang hak asasi manusia, memposisikannya sebagai sesuatu yang universal dan intrinsik bagi setiap orang, sekaligus juga menyoroti komitmen Gereja terhadap keadilan sosial.

Dokumen-dokumen ini mencerminkan visi Paus Yohanes XXIII yang lebih luas tentang Gereja yang terlibat dengan dunia, menanggapi tantangan-tantangan kontemporer dengan pesan yang berakar pada belas kasih dan tanggung jawab komunitas.

Paus Yohanes XXIII juga mengangkat Komisi Kepausan untuk Sinema, Radio, dan Televisi ke status kuria, menyetujui kode rubrik baru untuk Brevir dan Misale, membuat kemajuan penting dalam hubungan ekumenis dengan menciptakan Sekretariat baru untuk Mempromosikan Persatuan Kristen dan dengan menunjuk perwakilan pertama untuk Majelis Dewan Gereja Dunia yang diadakan di New Delhi, 1961 (vatican.va).

Pada tahun 1960 ia menahbiskan empat belas uskup untuk Asia, Afrika, dan Oseania. Yayasan Balzan Internasional menganugerahinya Penghargaan Perdamaian pada tahun 1962. Dan,  Paus Yohanes XXIII (bertakhta, 1958 – 1963) mengawali Konsili Vatikan II, pada 11 Oktober 1962.  (CNA)

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : triaskredensialnews.com




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x