Kompas TV kolom opini

CAPPELLA SISTINA

Kompas.tv - 5 Mei 2025, 05:56 WIB
cappella-sistina
The Last Judgement karya Michelangelo di Kapel Sistina Vatikan (Sumber: Dok Trias Kuncahyono)

Oleh: Trias Kuncahyono

Tempat paling penting dan akan menjadi perhatian dunia, mulai tanggal 7 Mei 2025 adalah Cappella Sistina atau Kapel Sistina.

Kapel utama paus ini ada di dalam Istana Kepausan, yang pada hari biasa bisa dikunjungi para wisatawan lewat Museum Vatikan.

Baca Juga: In Paradisum

Mengapa paling penting dan menjadi pusat perhatian?

Sebab, kapel yang indah itu–dihiasi fresko, lukisan dinding dan plafon yang memuaskan saat memandangnya–menjadi tempat para kardinal menyelenggarakan konklaf, memilih paus baru, setelah wafatnya Paus Fransiskus, 21 April lalu.

Kata konklaf berasal dari gabungan dua kata Latin, yakni “con” (dengan) dan “clavis” (kunci atau gembok). Jadi konklaf secara lurus berarti dengan kunci atau dikunci; yang kemudian diartikan sebagai “pertemuan dalam ruangan terkunci” atau “pertemuan rahasia.”

Konklaf, memang pertemuan rahasia: di suatu ruangan tertutup; diputus dari dunia luar; tidak ada alat komunikasi apa pun; ruangannya steril termasuk dari alat penyadap; hanya diikuti oleh para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun; para kardinal harus menjaga seluruh kerahasiaan di bawah janji, ikrar, dan sumpah maka yang melanggar akan dikenai “hukuman berat”; surat suara setelah dihitung lalu dibakar.

Ada dua buku panduan pelaksanaan konklaf. Pertama, konstitusi apostolik “Universi Dominici Gregis” (“Gembala Seluruh Kawanan Tuhan” Shepherd of the Lord’s Whole Flock). Konstitusi ini antara lain mengatur soal kerahasiaan. Kedua, buku doa “Ordo Rituum Conclavis” (“Ritus Konklaf). Berpegang kedua buku itu, konklaf dilaksanakan (Cindy Wooden, 2025).

***

Tetapi, mengapa konklaf dilaksanakan di Kapel Sistina? Apa tidak ada tempat lain? Bukankah di Vatikan ada begitu banyak kapel yang juga indah-indah? Di dalam Basilika St. Petrus saja, ada 11 kapel.

Vatikan memiliki banyak kapel, banyak ruangan yang bisa digunakan untuk berkumpul, berkegiatan, termasuk konklaf. Tapi, para kardinal tahu bahwa di Kapel Sistina mereka berada di tempat yang tepat untuk membuat keputusan yang monumental. Kata John Thavis, wartawan dan penulis The Vatican Diaries (USA Today), para kardinal tidak mencari dekorasi yang bagus (meskipun dekorasi di Kapel Sistina tidak hanya bagus, tapi indah luar biasa). Tapi, mereka melihat ilustrasi sejarah keselamatan.

Banyak kardinal mengatakan pada John Thavis: “Roh Kudus sedang bekerja di ruangan itu. Dan bukan suatu kebetulan bahwa ketika setiap kardinal datang untuk memberikan suaranya, dia sedang melihat Pengadilan Terakhir ( The Last Judgement) karya Michelangelo. Mereka dengan penuh perhatian sadar bukan hanya tanggung jawab yang diemban oleh satu suara, tapi pada akhirnya kita semua akan diadili.”

Maka tulis Paus Santo Yohanes Paulus II, “Selama Konklaf, Michelangelo mengajari para kardinal – Jangan lupa: Omnia nuda et aperta sunt ante oculos Eius, Segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata-Nya.

Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya. Sebab, segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan. Maka, kebersihan hati dan kejujuran, menjadi yang utama.

Kehidupan manusia itu terbuka di hadapan Tuhan dan tidak ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan. Ini seharusnya mendorong setiap orang berlaku seperti orang arif, bukan seperti orang bebal….

***

Baca Juga: Ranting Zaitun

Begitu masuk ke Kapel Sistina, yang langsung nabrak mata kami adalah lukisan dinding bagian barat persis di belakang altar. Lukisan yang sangat indah dan terkenal itu adalah The Last Judgement (Pengadilan Akhir). Lima tahun, 1536 – 1541, Michelangelo merampungkan karya agungnya ini.

Saya beruntung bisa masuk kapel itu, tanpa harus berdesak-desakan; dan bisa mengambil foto dan foto bersama (biasanya dilarang mengambil foto). Pada tanggal 8 Januari 2024, untuk pertama kalinya masuk Kapel Sistina. Dan, memanjakan mata melihat fresko-fresko begitu indah di semua dindingnya serta langit-langit yang disebut sebagai “one of the most famous art galleries in the western world.”

Hari itu, setelah mengikuti pidato awal tahun 2024, Paus Fransiskus di Hall of Benediction, Vatikan, kami para duta besar yang terakreditasi di Takhta Suci, diajak ke Kapel Sistina. Di kapel yang begitu terkenal karena fresko-freskonya di semua dinding dan langit-langitnya itu, kami berfoto bersama Paus. Dan, peristiwa itu terulang kembali pada 9 Januari 2025. Selain itu, masih dua kali lagi, saya masuk Kapel Sistina. Meski yang kedua terakhir di tengah-tengah massa peziarah yang berdesak-desakan di dalam kapel.

The Last Judgement adalah salah satu karya terdahsyat Michelangelo yang entah sudah dilihat berapa juta orang. Karya ini dipersembahkan pada Paus Paulus III (bertakhta 1534 – 1541).

Dalam The Last Judgement, Michelangelo menggambarkan para malaekat meniup terompet saat Akhir Zaman tiba. Kristus yang digambarkan tidak berjenggot berdiri di tengah, dikelilingi para kudus dan di sisi kanannya berdiri Bunda Maria yang memalingkan wajahnya ke kanan, membangkitkan orang-orang mati.

Digambarkan oleh Michelangelo, orang-orang keluar dari kubur dan yang hidupnya benar di mata Tuhan, melayang ke surga. Ada yang dibantu malaekat. Lalu digambarkan para malaekat melemparkan mereka yang hidupnya tidak benar, ke neraka.

Yang menarik, hampir semua sosok dalam lukisan itu–kecuali Kristus dan Bunda Maria–tidak berbusana. Penggambaran sosok-sosok tak berbusana itulah yang pada waktu itu membuat Kardinal Carafa, marah. Ia menuduh Michelangelo amoral dan cabul serta tak dapat ditolerir, karena telah menggambarkan figur-figur telanjang. Kardinal Carafa (yang kemudian menjadi Paus Paulus IV) bersama Mgr Sernini dan Biagio Martinelli seorang pastor pejabat di Vatikan melakukan kampanye untuk menghapus lukisan dinding tersebut (New World Encyclopedia).

Lukisan lain, misalnya di langit-langit yang luasnya hampir 500 meter persegi– panjang 40 meter dan lebar 13 meter–juga sangat elok. Lukisan yang sangat terkenal adalah Penciptaan Adam. Apa yang dilambangkan oleh Penciptaan Adam? Michelangelo menggambarkan nafas kehidupan Ilahi dengan jari-jari Tuhan dan Adam yang hampir saling bersentuhan. Gerakan ini menggambarkan penciptaan manusia pertama dengan jari telunjuk Sang Pencipta yang siap untuk menyalakan percikan api saat bersentuhan dengan tangan Adam.

Ada banyak tema lukisan di plafon itu. Persis di tengah langit-langit, dilukiskan kisah-kisah dari Kitab Kejadian antara lain Penciptaan Adam (ini paling tengah), Manusia Jatuh Dalam Dosa, Adam dan Hawa Diusir dari Firdaus, dan Banjir Bah di Zaman Nuh.

Selama konklaf berlangsung, para kardinal menunaikan tugas sucinya di bawah mahakarya tersebut. Semua fresko menggambarkan perjalanan iman; penghayatan dan interpretasi Michelangelo terhadap Kitab Penciptaan. Maka, ada tanggung jawab besar dari para kardinal dalam mengambil keputusan memilih paus baru.

***

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x