NITEROI, KOMPAS.TV – Jenazah Juliana Marins (26), pendaki asal Brasil yang tewas setelah terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Indonesia, telah dimakamkan di kampung halamannya di Negara Bagian Rio de Janeiro, Jumat (4/7/2025) waktu setempat. Keluarga korban menuding adanya kelalaian dari otoritas Indonesia terkait proses evakuasi dan pemulangan jenazah yang dinilai lamban dan tidak efisien.
Jenazah Marins tiba di Brasil pada Selasa (1/7/2025), sepekan setelah kematiannya dikonfirmasi secara resmi oleh pihak berwenang Indonesia.
Sebelumnya, proses pencarian dan evakuasi terhadap korban memakan waktu beberapa hari, terkendala cuaca buruk dan kondisi medan yang ekstrem di Gunung Rinjani.
Baca Juga: Aksi Agam Rinjani-Tim SAR Evakuasi WNA Brasil Juliana Marins hingga Terima Penghargaan - PARASOT
Juliana Marins diketahui memulai pendakian ke Gunung Rinjani pada 21 Juni 2025 bersama seorang pemandu lokal dan lima wisatawan asing lainnya. Dalam perjalanan, ia terjatuh dari tebing setinggi sekitar 600 meter.
Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter dikenal sebagai gunung aktif tertinggi kedua di Indonesia dan menjadi destinasi favorit para pendaki mancanegara.
Tim penyelamat Indonesia menemukan jenazah korban empat hari kemudian, pada 25 Juni. Penemuan dilakukan dengan bantuan drone thermal akibat keterbatasan akses visual di tengah cuaca berkabut.
Proses evakuasi yang melibatkan puluhan anggota dan relawan itu memakan waktu lebih dari lima jam karena kondisi jalur yang curam dan berbatu.
Ayah korban, Manoel Marins, meluapkan kekecewaannya saat upacara pemakaman di kota Niteroi, tempat tinggal keluarga. Ia menilai tragedi yang menimpa putrinya adalah bentuk "pengabaian terhadap nyawa manusia".
Baca Juga: Yusril Sebut Pemerintah Brasil Tak Pernah Kirim Nota Diplomatik Pertanyakan Kematian Juliana Marins
“Sayangnya, ini adalah negara yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Indonesia dikenal sebagai tujuan wisata dunia, tetapi tidak memiliki infrastruktur dan sumber daya penyelamatan yang layak,” kata Manoel seperti dikutip dari Associated Press.
Pihak otoritas dan tim penyelamat dari Indonesia dilaporkan telah bertemu dengan keluarga Marins untuk menjelaskan proses pencarian dan evakuasi.
Meski demikian, keluarga tetap menyampaikan keberatan atas lamanya proses penyelamatan dan pengembalian jenazah ke Brasil.
Peristiwa ini menarik perhatian jutaan warga Brasil yang mengikuti perkembangan penyelamatan melalui berbagai saluran media. Banyak yang mengungkapkan dukacita dan menyampaikan solidaritas kepada keluarga korban.
Kasus kematian Juliana Marins membuka kembali diskusi mengenai kesiapan dan keamanan infrastruktur pariwisata alam di Indonesia, khususnya di destinasi ekstrem seperti gunung berapi.
Banyak pihak menilai perlunya peningkatan sistem tanggap darurat dan prosedur penyelamatan agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.
Baca Juga: Tim SAR Ungkap Kronologi dan Proses Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani | ROSI
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.