WASHINGTON, KOMPAS.TV – Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat dan Israel, resmi menerima dana sebesar 30 juta dolar AS atau sekitar Rp484 miliar dari pemerintahan Donald Trump.
Dana ini ditujukan untuk penyaluran makanan di Jalur Gaza yang tengah dilanda krisis kemanusiaan.
Namun, alih-alih mendapat sambutan positif, pendanaan ini justru menuai kritik dari PBB dan organisasi kemanusiaan internasional.
Banyak pihak menilai kehadiran GHF berisiko memperburuk kondisi di lapangan dan menggantikan sistem distribusi bantuan yang lebih netral.
Baca Juga: Alasan Trump Kecewa dengan Israel dan Iran di Tengah Upaya Gencatan Senjata
Seorang pejabat AS yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada Associated Press bahwa keputusan pendanaan dilakukan melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Meski lembaga tersebut tengah dalam proses pembubaran dan akan digabung ke Departemen Luar Negeri, GHF tetap mengajukan proposal pendanaan awal dan disetujui.
“Tujuannya adalah untuk menyediakan bantuan kemanusiaan yang efektif dan dapat diakses bagi masyarakat Gaza,” ujar pejabat tersebut.
GHF mengeklaim telah menyalurkan 44 juta porsi makanan kepada warga Palestina yang terdampak serangan Israel di Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
Sejak titik pendistribusian bantuan GHF dibuka bulan lalu di Gaza, penembakan terhadap pencari bantuan kerap terjadi.
Pada Selasa (24/6/2025), saksi mata melaporkan pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga yang berupaya mendapatkan bantuan di Gaza selatan.
Menurut Rumah Sakit Nasser dan Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 19 orang tewas dan 50 lainnya luka-luka dalam insiden itu. Pihak militer Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.