DUBAI, KOMPAS.TV — Perang antara Iran dan Israel kini memasuki minggu kedua, ditandai dengan gelombang serangan baru meski pembicaraan diplomatik digelar di Jenewa, Swiss.
Perang dipicu serangan tanpa diprovokasi yang dilakukan Israel ke sejumlah kota di Iran termasuk Teheran pada 13 Juni lalu.
Pertemuan selama empat jam pada Jumat (20/6/2025) antara para menteri luar negeri Eropa dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, gagal meredakan konflik.
Di tengah upaya negosiasi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan militer langsung.
Situasi ini memicu kekhawatiran baru terhadap potensi serangan ke reaktor nuklir Iran yang dapat menimbulkan bencana regional.
“Jika Amerika ikut terlibat aktif, itu akan menjadi sesuatu yang sangat berbahaya bagi semua pihak,” kata Araghchi kepada wartawan di Istanbul, Turki, dalam perjalanan pulangnya dari Jenewa, seperti dilansir Associated Press, Sabtu (21/6/2025).
Baca Juga: Iran Tegaskan Perundingan Percuma kalau Serangan Israel Berlanjut
“Itu akan sangat disesalkan," imbuhnya.
Kondisi di lapangan pun semakin mengkhawatirkan. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan intensitas serangan telah memicu perpindahan penduduk baik di Iran maupun Israel.
Sebagian warga Teheran dan kota-kota lain di Iran dilaporkan mulai menyeberang ke negara-negara tetangga untuk mencari perlindungan.
Di sisi lain, warga Israel juga meninggalkan daerah-daerah rawan dan mencari tempat perlindungan, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.