TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengamuk rudal Iran menghantam rumah sakit di selatan Israel.
Ia menegaskan bahwa pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei sudah tak boleh lagi dibiarkan untuk hidup.
Rudal Iran mengenai Rumah Sakit Soroka, Kamis (19/6/2025), yang oleh pejabat Israel disebut sebagai serangan sengaja ke infrastruktur negara Zionis itu.
Baca Juga: Penentuan AS Ikut Serang Iran, Trump: Bakal Diputuskan dalam 2 Pekan Ini
Rumah sakit Soroka di selatan Kota Beersheba terbakar hebat karena bombardir Iran.
Iran menegaskan serangan itu menargetkan markas militer dan intelijen Israel.
“Khamenei secara terbuka mendeklarasikan ingin menghancurkan Israel. Ia secara pribadi memerintahkan menembaki rumah sakit,” kata Katz dikutip dari France 24.
“Ia berpikir kehancuran negara Israel sebagai tujuan akhir. Seseorang seperti itu tak boleh dibiarkan hidup,” ujarnya.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Iran akan membayar harga yang tinggi atas serangan ke Rumah Sakit Soroka.
Penyerangan itu terjadi jelang hari ketujuh perang Israel-Iran, yang membuat Timur Tengah menghadapi krisis baru, 20 bulan setelah perang Gaza.
Amerika Serikat (AS) mulai berpikir untuk ikut serta dalam perang Israel-Iran.
Presiden AS Donald Trump melalui Sekretaris Pers Karoline Leavitt menegaskan akan menunggu dua pekan untuk menentukan apakah ikut dalam menyerang Iran atau tidak.
Baca Juga: Vladimir Putin: Indonesia adalah Mitra Kunci Rusia di Asia Pasifik
Negara kuat lainnya, Rusia, yang merupakan sekutu Iran, memperingatkan AS bahwa ikut serta dalam perang Israel-Iran akan menjadi langkah yang sangat berbahaya.
Israel sendiri telah melakukan serangan ke wilayah Iran pada Kamis malam, termasuk sebagian ke reaktor nuklir Arak, dan fasilitas pengayaan uranium di Natanz.
Militer Israel berargumen serangan ke reaktor nuklir Arak adalah untuk menghindari reaktor itu kembali digunakan dan dijalankan untuk pengembangan senjata nuklir.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : France 24
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.