TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel memulai konflik dengan Iran usai meluncurkan serangan udara ke Teheran pada Jumat (13/6/2025) pekan lalu.
Serangan tersebut memicu eskalasi konflik yang membuat kedua negara saling berbalas serangan udara.
Saat mengumumkan dimulainya Operasi Rising Lion pada Jumat (13/6), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim serangan dilakukan sebagai "tindakan pencegahan."
Ia mengklaim Iran mengembangkan senjata nuklir dan menyebut eksistensi Israel terancam.
Serangan Israel ke Iran sejauh ini telah menewaskan setidaknya 224 orang di Iran, termasuk pemimpin militer sepertri komandan Koprs Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami dan sejumlah ilmuwan nuklir. Pemerintah Iran menyebut sebagian besar korban Israel adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, serangan balasan Iran ke Israel dilaporkan menewaskan setidaknya 24 orang. Korban konflik berpotensi bertambah mengingat kedua pihak masih enggan meredakan eskalasi.
Klaim mengenai pengembangan senjata nuklir sebenarnya bukan isu baru. Isu pengembangan nuklir tersebut semakin santer usai Amerika Serikat (AS) di bawah Donald Trump keluar dari perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) dan membuat Iran enggan mematuhi pembatasan yang ditetapkan.
Netanyahu mengklaim Iran dapat membuat bom nuklir dalam waktu dekat. Sehingga, PM Israel itu menyebut negaranya perlu menyerang untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Cerita WNI di Teheran tentang Serangan Israel: Warga Berlindung di Bunker, Situasi Relatif Normal
"Jika tidak dihentikan, Iran bisa memproduksi senjata nuklir dalam waktu yang sangat singkat," kata Netanyahu dikutip Associated Press.
Akan tetapi, Iran bersikeras program nuklir mereka sebatas untuk tujuan damai. Pemerintah Iran secara resmi meninggalkan program pengembangan senjata nuklir pada 2003 silam.
Sebaliknya, Israel merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir kendati tidak mengakuinya secara terbuka. Menurut Arms Control Association, Israel diperkirakan menyimpan 90 hulu ledak nuklir tanpa terikat Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.