DEIR AL-BALAH, KOMPAS.TV — Serangan Israel yang berlangsung Senin malam hingga Selasa (20/5/2025) dini hari menewaskan sedikitnya 60 orang di Jalur Gaza. Israel terus melancarkan serangan besar di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir, dengan mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk memulangkan puluhan sandera yang ditawan Hamas dan menghancurkan kelompok militan tersebut.
Seperti dikutip dari The Associated Press, dua serangan di Gaza utara menghantam sebuah rumah keluarga dan sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan, menewaskan sedikitnya 22 orang, lebih dari setengahnya adalah wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebuah serangan di kota pusat Jalur Gaza, Deir al-Balah menewaskan 13 orang, dan serangan lainnya terjadi di kamp pengungsi Nuseirat yang dibangun di dekatnya, yang menewaskan 15 orang.
Sementara itu, dua serangan lainnya terjadi di kota selatan Khan Younis menewaskan 10 orang.
Baca Juga: Netanyahu Kecam Ancaman Sanksi oleh Sekutu, Minta Eropa Ikuti Rencana Trump Kosongkan Gaza
Hingga kini tidak ada komentar dari militer Israel mengenai serangan-serangan tersebut. Mereka mengatakan hanya menargetkan militan dan menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena kelompok tersebut beroperasi di daerah berpenduduk padat.
Situasi di Gaza kembali memanas ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban merupakan warga sipil, dan sebanyak 251 orang telah diculik.
Para militan hingga kini masih menahan 58 tawanan, sekitar sepertiganya diyakini masih hidup, setelah sebagian besar sisanya dikembalikan melalui perjanjian gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.
Serangan balasan Israel, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.
Baca Juga: Israel Izinkan 9 Truk Bantuan Masuk Gaza saat 470.000 Orang Terancam Kelaparan, PBB: Jelas Tak Cukup
Perang tersebut telah membuat sekitar 90% penduduk Gaza mengungsi. Sebagian besar dari mereka bahkan telah mengungsi sebanyak beberapa kali.
Pada hari Senin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mulai mengizinkan sejumlah kecil truk bantuan masuk ke Gaza untuk pertama kalinya dalam 2,5 bulan terakhir. Ia mengatakan telah ditekan untuk mencabut blokade terhadap 2 juta warga Palestina di wilayah itu yang telah memicu kekhawatiran akan ancaman kelaparan.
Namun badan-badan PBB mengatakan bahwa segelintir truk yang masuk tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, obat-obatan, yang besar. Sekitar 600 truk per hari telah masuk selama gencatan senjata awal tahun ini.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.