TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam ancaman sanksi dari tiga negara sekutunya atas serangan dan blokade total di Jalur Gaza, Senin (19/5/2025).
Netanyahu mengeklaim perang Israel di Gaza bertujuan melawan "barbarisme" dan tidak akan berhenti hingga "kemenangan total" dicapai.
Sebelumnya, tiga sekutu Israel, Inggris Raya, Prancis, dan Kanada, mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Tel Aviv jika blokade dan operasi militer di Gaza tidak segera dihentikan.
Pernyataan bersama ini dikeluarkan pemimpin ketiga negara lebih dari dua bulan sejak blokade total Israel diberlakukan dan 19 bulan lebih sejak serangan ke Gaza dimulai.
"Dengan meminta Israel mengakhiri perang defensif untuk keselamatan kami sebelum teroris Hamas di perbatasan dihancurkan dan menuntut negara Palestina, pemimpin di London, Ottawa, dan Paris menawarkan hadiah besar bagi serangan genosidal terhadap Israel pada 7 Oktober dan mengundang lebih banyak kekejaman," kata Netanyahu melalui media sosial X, Senin.
Baca Juga: Israel Izinkan 9 Truk Bantuan Masuk Gaza saat 470.000 Orang Terancam Kelaparan, PBB: Jelas Tak Cukup
Dia menyerukan kepada sekutu-sekutunya untuk mengikuti rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengambil alih Gaza.
Trump berencana mengusir penduduk Palestina ke luar negeri dan memulai pembangunan di Gaza.
"Israel menerima visi Presiden Trump dan mendesak seluruh pemimpin Eropa untuk melakukan hal yang sama," katanya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.