VATIKAN, KOMPAS.TV — Paus Leo XIV, yang merupakan paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa pemilihannya merupakan salib yang harus dipikul sekaligus berkat. Pernyataan ini disebutnya saat memimpin misa pertama sebagai kepala Gereja Katolik.
Leo berbicara spontan dalam bahasa Inggris di Kapel Sistina kepada para kardinal yang memilihnya untuk mengikuti jejak Paus Fransiskus, yang menempatkan komitmen terhadap keadilan sosial sebagai inti dari kepausannya.
Ia mengakui, dipilih sebagai paus merupakan tanggung jawab besar yang diberikan kepadanya. Kemudian ia menyampaikan homili singkat namun padat, tentang perlunya menyebarkan Katolik dengan sukacita di dunia yang sering mengejek.
“Anda telah memanggil saya untuk memikul salib itu dan diberkati dengan misi itu, dan saya tahu saya dapat mengandalkan Anda semua untuk berjalan bersama saya saat kita terus maju sebagai gereja, sebagai komunitas, sebagai sahabat Yesus, sebagai orang percaya, untuk mewartakan kabar baik, untuk mewartakan Injil,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Momen Paus Leo XIV Dapat Tepuk Tangan Para Kardinal usai Pimpin Misa Perdana di Vatikan
Leo XVI akan dilantik secara resmi sebagai paus dalam sebuah Misa pada tanggal 18 Mei. Kemudian ia akan memimpin audiensi umum pertamanya pada tanggal 21 Mei.
Dalam misa pertama yang dipimpinnya, dua wanita menyampaikan bacaan Kitab Suci pada awal Misa. Hal ini mungkin memang disengaja dan merupakan indikasi niat Leo untuk melanjutkan fokus Fransiskus dalam memperluas peran wanita di gereja. Sebagai seorang kardinal, Leo mempraktikkan salah satu reformasi Fransiskus yang paling revolusioner, yaitu dengan menempatkan tiga wanita di dewan Vatikan yang memeriksa nominasi uskup.
Berbicara dalam bahasa Italia yang nyaris sempurna, Leo menyesalkan bahwa iman Kristen di banyak bagian dunia dianggap tidak masuk akal, diejek atau ditentang dalam menghadapi godaan seperti uang, kesuksesan, dan kekuasaan.
Dia mengeluh bahwa di banyak tempat Yesus disalahpahami, direduksi menjadi semacam pemimpin yang karismatik atau manusia super.
"Hal ini berlaku tidak hanya di antara orang-orang yang tidak percaya tetapi juga di antara banyak orang Kristen yang dibaptis, yang akhirnya hidup, pada tingkat ini, dalam keadaan ateisme praktis," katanya.
“Kurangnya iman sering kali disertai dengan hilangnya makna hidup, pengabaian belas kasih, pelanggaran martabat manusia yang mengerikan, krisis keluarga, dan begitu banyak luka lain yang menimpa masyarakat kita,” ujarnya.
Para kardinal bertepuk tangan saat Misa berakhir. Dalam misa pertama itu, Paus Leo terlihat mengenakan sepatu hitam sederhana dan menghindari sepatu kepausan merah yang disukai oleh beberapa paus tradisionalis. Hal ini sama seperti yang dilakukan Paus Fransiskus, yang enggan memakai kepausan berwarna merah.
Baca Juga: [FULL] Perdana! Paus Leo XIV Pimpin Misa di Vatikan bersama Para Kardinal
Tak lama kemudian, Vatikan mengatakan Leo telah meminta semua pemimpin Vatikan, yang secara teknis kehilangan pekerjaan mereka ketika Fransiskus meninggal pada tanggal 21 April, untuk tetap menjabat sampai ia memutuskan secara definitif apakah akan mengukuhkan mereka.
Para analis berpendapat, Paus Fransiskus memang telah memperhatikan dan mengincar Prevost sebagai pewarisnya. Di masa hidupnya, Paus Fransiskus mengutus Prevost untuk mengambil alih keuskupan yang rumit di Peru sana pada tahun 2014.
Paus Fransiskus juga membawa Prevost ke Vatikan pada tahun 2023 untuk mengepalai Dikasteri Vatikan untuk para Uskup, yang bertugas memeriksa nominasi uskup di seluruh dunia. Itu merupakan salah satu pekerjaan terpenting dalam tata kelola gereja.
Sejak hadir untuk menghadiri konklaf, Prevost tidak banyak dikenal publik tetapi dikenal baik oleh orang-orang penting, dan dihormati oleh mereka yang pernah bekerja dengannya.
“Bahkan para uskup Peru menyebutnya sebagai orang suci, orang suci dari utara, dan ia punya waktu untuk semua orang,” kata Pastor Alexander Lam, seorang biarawan Agustinian dari Peru yang mengenal paus baru tersebut, seperti dikutip dari The Associated Press.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.