GAZA, KOMPAS.TV – Kelompok Hamas menyatakan telah mengajukan proposal gencatan senjata jangka panjang selama lima tahun kepada Israel. Namun, proposal tersebut ditolak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pernyataan ini disampaikan pejabat senior Hamas, Abdel Rahman Shadid, dalam keterangan resmi yang dipublikasikan melalui platform digital milik kelompok perlawanan Palestina tersebut pada Jumat (2/5/2025).
Shadid menyebut proposal tersebut merupakan “visi bertanggung jawab” yang mencakup penghentian permanen agresi Israel terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: Sandera Israel Bukan Prioritas Netanyahu, Sebut Hancurkan Hamas Lebih Penting Baginya
Selain itu, Hamas meminta penarikan penuh pasukan pendudukan Israel dari wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, dikutip dari Anadolu, Shadid memaparkan sejumlah poin utama dalam usulan gencatan senjata tersebut.
Poin tersebut yaitu penghentian permanen agresi militer Israel di Gaza, penarikan total pasukan Israel dari wilayah Gaza, penghentian blokade dan pembukaan jalur masuk bantuan kemanusiaan, dan proses rekonstruksi wilayah Gaza.
Selain itu, Hamas juga menawarkan, pertukaran seluruh tahanan Israel di Gaza dengan sejumlah tahanan Palestina, pembentukan komite independen untuk mengatur pemerintahan di Gaza, serta gencatan senjata jangka panjang selama lima tahun
Hamas mengeklaim mereka telah menjamin keterbukaan dan kesediaan untuk bekerja sama dengan para mediator internasional guna mencapai kesepakatan damai yang komprehensif dan simultan.
Meski demikian, menurut Hamas, pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu menolak proposal tersebut.
Shadid menuduh Israel sengaja memecah isu-isu dalam perundingan dan enggan berkomitmen mengakhiri perang, bahkan jika itu mengorbankan nasib tawanan Israel yang masih berada di Gaza.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.