WASHINGTON, KOMPAS.TV — Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan akan menghentikan dukungan terhadap upaya perdamaian di Ukraina jika tidak tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Kyiv dan Moskwa.
Peringatan itu disampaikan langsung oleh Wakil Presiden AS JD Vance, mencerminkan sikap tegas Washington di tengah meningkatnya tekanan diplomatik untuk menghentikan perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Pernyataan Vance disampaikan dalam lawatannya ke India, di saat para pejabat tinggi dari Inggris, Prancis, Jerman, Ukraina, dan AS sedang melakukan pertemuan di London guna membahas kemungkinan penghentian pertempuran.
Baca Juga: Zelenskyy Tak Percaya Putin Umumkan Gencatan Senjata Paskah, Sebut Rusia Masih Serang Ukraina
Namun, pertemuan tersebut mengalami penurunan level setelah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan utusan khusus Steve Witkoff batal hadir.
Sebagai gantinya, Gedung Putih kini mengalihkan fokus ke Moskwa, tempat Witkoff dijadwalkan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk keempat kalinya.
“Kami telah menyampaikan proposal yang sangat eksplisit. Kini waktunya bagi kedua pihak untuk mengatakan ya, atau AS akan meninggalkan proses ini,” ujar Vance dikutip dari BBC, Rabu (23/4/2025).
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menegaskan sikap Kyiv untuk hanya menerima gencatan senjata penuh, segera, dan tanpa syarat.
Dalam pernyataan di media sosial, Zelensky menyebut, “Menghentikan pembunuhan adalah tugas utama.”
Zelensky juga membantah kabar yang menyebut adanya pertimbangan pengakuan atas wilayah Krimea sebagai bagian dari Rusia.
“Ukraina tidak secara hukum mengakui pendudukan Krimea. Tidak ada yang bisa dibicarakan soal itu,” tegasnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.