SANA'A, KOMPAS.TV - Militer Amerika Serikat (AS) mengebom pelabuhan minyak Ras Isa di Yaman, Kamis (17/4/2025).
Serangan ini dilaporkan membunuh setidaknya 38 orang dan menimbulkan 102 korban luka, termasuk warga sipil.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengonfirmasi serangan tersebut melalui unggahan di media sosial.
Namun, Pentagon enggan berkomentar mengenai tingginya korban jiwa, termasuk warga sipil dalam serangan tersebut.
"Hari ini, pasukan AS bertindak untuk mengeliminasi sumber bahan bakar untuk teroris Houthi yang disokong Iran," demikian pernyataan CENTCOM.
"Tujuan serangan ini adalah menurunkan sumber daya ekonomi untuk Houthi," katanya.
Baca Juga: Hamas Menolak Tawaran Gencatan Senjata Israel, Serukan Penghentian Perang Seluruhnya
Jurnalis Al Jazeera di Sana'a, Yaman, Mohammed Al-Attab melaporkan pengeboman AS juga mengenai sejumlah area di sekitar pelabuhan.
Serangan ini disebut menuai kecaman luas di Yaman karena banyaknya korban sipil dan fungsi vital pelabuhan Ras Isa.
"Empat serangan pertama diluncurkan ketika warga setempat sedang bekerja," kata Al-Attab.
Serangan AS ke pelabuhan minyak merupakan salah satu operasi militer Washington paling mematikan di Yaman.
Pelabuhan Ras Isa adalah salah satu fasilitas publik vital di Yaman.
Sekitar 70 persen impor Yaman dan 80 persen bantuan kemanusiaan selama ini disalurkan melalui pelabuhan Ras Isa, Al-Hudaydah, dan As-Salif.
Menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), pelabuhan Ras Isa dilengkapi pipa minyak yang menjadi "infrastruktur krusiial dan tidak tergantikan" di Yaman.
Militer AS berulangkali menyerang Yaman karena Houthi terus meluncurkan serangan ke kapal-kapal yang dinilai terafiliasi Israel di Laut Merah.
Washington mengingatkan, serangan ke Yaman akan terus berlanjut jika Houthi masih menyerang Laut Merah.
Sebaliknya, Houthi menyatakan akan terus menyerang kapal-kapal Laut Merah hinga perang Israel di Jalur Gaza dihentikan.
Kendati demikian, pejabat Houthi, Mohammed Nasser Al-Atifi menyatakan "kejahatan musuh Amerika" tidak akan menghalangi aksi Houthi untuk membela Gaza.
Baca Juga: Korea Utara Sebut Israel Berniat Caplok Gaza, Kecam Peran AS
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.