SAINT PETERSBURG, KOMPAS.TV — Amerika Serikat dan Rusia kembali menggelar pembicaraan untuk mengakhiri konflik bersenjata di Ukraina. Pertemuan terbaru berlangsung di Saint Petersburg pada Jumat (11/4/2025) malam waktu setempat, antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan khusus Amerika Serikat, Steve Witkoff.
Pertemuan tersebut berlangsung selama empat setengah jam di Perpustakaan Presiden, Saint Petersburg. Media pemerintah Rusia melaporkan, diskusi berlangsung tertutup.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan adanya terobosan diplomatik dari pertemuan ini.
Baca Juga: Utusan Trump: Ukraina Bisa Dibagi Seperti Berlin usai Perang Dunia II jika Gencatan Senjata Tercapai
Meski demikian, pertemuan itu menjadi yang ketiga kalinya antara Witkoff dan Putin sejak Februari 2025.
Dalam pernyataan resmi, dilansir dari The National, Kremlin menyebut bahwa pertemuan difokuskan pada berbagai aspek penyelesaian konflik di Ukraina. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang dibagikan kepada publik.
Presiden AS Donald Trump, yang kembali menjabat sejak awal tahun ini, menaruh perhatian besar terhadap perang yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
Trump kembali mendesak Moskwa agar segera menghentikan apa yang disebutnya sebagai “perang yang tidak masuk akal”. Ia juga menyatakan frustrasi atas lambannya proses negosiasi.
”Rusia harus bergerak lebih cepat,” tulis Trump melalui platform Truth Social miliknya. Ia menambahkan bahwa konflik ini “seharusnya tidak pernah terjadi”.
Sebelumnya, Trump juga telah menyampaikan kepada NBC News bahwa dirinya mulai jengkel dengan sikap Putin yang dinilainya kurang kooperatif.
Baca Juga: Utusan Trump Bertemu Putin, Fokus Penyelesaian Perang dengan Ukraina
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, bahkan menyatakan bahwa Washington tidak akan mentoleransi negosiasi tanpa batas dengan Moskwa.
Peskov menyebutkan, masih ada kemungkinan adanya pertemuan langsung antara Trump dan Putin dalam waktu mendatang, namun belum ada kepastian waktu ataupun tempat.
Di sisi lain, pihak Ukraina dan sejumlah sekutu Barat mencurigai bahwa Rusia sengaja memperlambat jalannya negosiasi.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam pernyataan pada Jumat (11/4/2025), menuding Moskwa telah melibatkan Beijing dalam konflik.
Zelenskyy bahkan mengeklaim terdapat ratusan warga negara China yang bertempur di garis depan bersama pasukan Rusia.
Sejak invasi dimulai pada 2022, perang Rusia-Ukraina telah menelan ratusan ribu korban dan memicu krisis kemanusiaan di kawasan.
Upaya diplomatik untuk menghentikan konflik sejauh ini belum membuahkan hasil yang berarti.
Baca Juga: Sekutu Tambah Bantuan Militer untuk Ukraina hingga Rp 399 Triliun
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.