Kompas TV internasional kompas dunia

China Lawan Kebijakan Tarif AS dengan Keras, Bagaimana dengan Negara-Negara Asia Lain?

Kompas.tv - 9 April 2025, 03:05 WIB
china-lawan-kebijakan-tarif-as-dengan-keras-bagaimana-dengan-negara-negara-asia-lain
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian. (Sumber: Global Times)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

BANGKOK, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan tarif yang cukup tinggi kepada China, yang kemudian dibalas dengan tarif yang sama oleh China. 

Tiongkok mengatakan akan terus "berjuang sampai akhir" dan mengambil tindakan balasan terhadap AS untuk melindungi kepentingan dalam negeri mereka. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor Tiongkok sebagai balasan atas reaksi keras Beijing terhadap tarif sebesar 34% yang ia perintahkan pada tanggal 2 April.

"Ancaman AS untuk menaikkan tarif terhadap China adalah kesalahan di atas kesalahan dan sekali lagi mengungkap sifat pemerasan AS. China tidak akan pernah menerima ini," kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di stasiun penyiaran milik pemerintah China CCTV.

Ketika ditanya tentang kemungkinan perundingan antara Washington dan Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan, "Saya pikir apa yang telah dilakukan AS tidak mencerminkan keinginan untuk berdialog secara tulus. Jika AS benar-benar ingin terlibat dalam dialog, AS harus mengadopsi sikap yang setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan."

Baca Juga: [FULL] Sambutan Presiden Prabowo Singgung Tarif Impor dari Trump, Banyak Negara Cemas

Sementara itu, perusahaan-perusahaan milik negara China diminta untuk membantu mendukung pasar keuangan negara tersebut setelah mereka terpukul oleh penjualan besar-besaran pada hari Senin.

Berbeda dengan China, negara-negara lain di Asia terlihat lebih lunak dan memilih jalur negosiasi dengan AS. Namun ada juga yang sepaham dan mendukung sikap keras China. Berikut adalah langkah yang diambil negara-negara di Asia sebagai reaksi atas kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden Trump.

Bantuan untuk Produsen Mobil dan Pabrik Baja Jepang

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba telah berbicara dengan Trump pada Senin malam dan kemudian membentuk gugus tugas pada Selasa (8/4/2025) untuk mengurangi dampak akibat kebijakan tarif AS sebesar 24% yang dikenakan pada sekutu terbesar Washington di Asia ini.

Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa ditunjuk sebagai negosiator perdagangan utama dan pejabat senior untuk mewakili Jepang. Ia dikirim ke Washington untuk menindaklanjuti pembicaraan Ishiba dengan Trump.

Ishiba menginstruksikan para menterinya untuk melakukan yang terbaik agar Trump mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan juga mengurangi dampak dari tarif "timbal balik" AS, yang menurutnya akan menjadi pukulan bagi semua industri. 

India Inginkan Kesepakatan

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x