Kompas TV internasional kompas dunia

AS Bertemu Rusia di Riyadh untuk Akhiri Perang Ukraina Hari Ini, Zelenskyy Ingin Putin Ditekan

Kompas.tv - 24 Maret 2025, 20:35 WIB
as-bertemu-rusia-di-riyadh-untuk-akhiri-perang-ukraina-hari-ini-zelenskyy-ingin-putin-ditekan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ketika menghadiri sidang pleno KTT Securing Our Future mengenai Ukraina dan keamanan Eropa di Lancaster House, London, Inggris, Minggu, 2 Maret 2025. (Sumber: Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

RIYADH, KOMPAS.TV - Perwakilan Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu di Riyadh, Arab Saudi, hari ini, Senin (24/3/2025), untuk berupaya mengakhiri perang di Ukraina.

Pertemuan itu berlangsung hanya sehari setelah pertemuan antara perwakilan AS dan Ukraina di tempat yang sama pada Minggu (23/3/2025).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pertemuan perwakilan AS dan Ukraina berjalan baik dan sangat berguna.

Ia pun menegaskan AS harus memberikan tekanan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin agar perang segera dihentikan.

“Tapi apa pun yang sedang kita diskusikan dengan mitra kita saat ini, Putin harus didesak untuk mengeluarkan perintah nyata untuk menghentikan serangan, karena orang yang memulai perang ini harus menjadi yang mengambilnya kembali,” ucap Zelenskyy, dikutip dari ABC News.

Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Korsel Batalkan Pemakzulan, PM Han Duck-Soo Kembali Jadi Penjabat Presiden

Serangan yang dimaksud adalah serangan rudal dan drone berkelanjutan yang dilakukan Rusia ke seluruh Ukraina.

Ukraina juga melanjutkan serangan dengan drone jarak jauh mereka ke dalam wilayah Rusia.

Sementara Utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, yang berperan penting dalam pembicaraan dengan Moskow dan Kyiv, berharap peluang terjadinya gencatan senjata akan semakin besar.

Ia menegaskan, Trump memegang "filosofi perdamaian melalui kekuatan mengajak orang-orang untuk duduk bersama guna menjernihkan kesalahpahaman dan mewujudkan kesepakatan damai."

“Saya tak yakin bagaimana semua orang mengharapkan akhir dari konflik ketika Anda tak berkomunikasi,” ujarnya.

Namun, pernyataan yang dilontarkan Witkoff pada akhir pekan lalu kembali memicu kekhawatiran Ukraina dan sekutunya.

Hal itu terkait dugaan pemerintahan Trump menyelaraskan diri dengan narasi Rusia yang dianggap salah atau menyesatkan tentang kampanye campur tangan dan agresi selama puluhan tahun di Ukraina.

Baca Juga: Jelang Perundingan Gencatan Senjata, Serangan Pesawat Nirawak Rusia ke Kyiv Tewaskan 7 Orang

Itu merujuk pada pernyataan Witkoff terkait wilayah-wilayah Ukraina yang sebagian diduduki dan dicaplok Rusia sejak 2022, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, termasuk Krimea yang sudah diduduki sejak 2014.

“Mereka berbicara bahasa Rusia, dan telah melakukan referendum di mana mayoritas rakyat mengatakan mereka ingin berada di bawah kekuasaan Rusia,” kata Witkoff.

Dia tak mengakui referendum yang diadakan di wilayah-wilayah tersebut, baik pada 2014 dalam kasus Krimea atau pada 2022 di wilayah-wilayah lain, ditolak luas oleh kekuatan-kekuatan Barat, organisasi-organisasi hak asasi manusia, dan badan-badan internasional, sebagai sesuatu yang curang dan tak sah.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : ABC News




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x