TAIPEI, KOMPAS.TV - Presiden Taiwan William Lai semakin keras menganggap China sebagai musuh. Terbaru, Lai melabeli China sebagai "kekuatan musuh asing".
Dia mengatakan Taiwan saat ini "tak memiliki pilihan kecuali mengambil tindakan yang lebih proaktif".
Pernyataan itu diungkapkannya saat ia mengumumkan serangkaian tindakan keamanan nasional baru, termasuk memulihkan sistem pengadilan militer dan memperketat kriteria izin tinggal bagi mereka yang berasal dari China, Hong Kong, dan Makau.
Pada Kamis (13/3/2025), Lai juga memperingatkan mengenai upaya memata-matai yang dilakukan China.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Baku Tembak dengan Komplotan Sendiri, karena Kekacauan Komunikasi
Ia mengatakan China "telah mengambil keuntungan dari kebebasan Taiwan" untuk merekrut berbagai warga dengan latar belakang berbeda, termasuk mantan anggota pasukan bersenjata maupun yang masih aktif, kelompok-kelompok kriminal terorganisir, dan media untuk "memecah belah, menghancurkan dan menumbangkan kita dari dalam."
Pada tahun lalu, otoritas Taiwan telah mendakwa 64 orang atas tuduhan melakukan aktivitas mata-mata, yang menurut Lai, jumlahnya meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2021.
Ia juga menambahkan, mayoritas dari mereka adalah mantan pejabat militer atau yang masih aktif.
Lai menegaskan, ia berencana untuk memulihkan sistem pengadilan militer guna memungkinkan hakim militer kembali ke garis depan untuk menangani kasus pidana, yang melibatkan personel militer aktif.
Hal itu, kata dia, dilakukan untuk melawan upaya China dalam menyusup dan mematai-matai militer.
Baca Juga: Youtuber Ditusuk hingga Tewas saat Siaran Langsung di Jepang, Ternyata karena Pinjam Uang
Beijing langsung menanggapi pernyataan Lai yang menyebut China sebagai "kekuatan musuh asing".
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan, Chen Binhua, mengatakan China tak memiliki pilihan lain selain mengambil langkah tegas terhadap apa yang mereka sebut sebagai pasukan separatis kemerdekaan Taiwan, berani melanggar garis batas.
“Mereka yang bermain dengan api jelas akan terbakar,” tuturnya, dikutip dari BBC.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.