JEDDAH, KOMPAS.TV - Delegasi Ukraina dalam pertemuan dengan diplomat tinggi Amerika Serikat di Jeddah, Arab Saudi berencana mengusulkan gencatan senjata terbatas dengan Rusia dan penghentian serangan misil jarak jauh, Senin (10/3/2025).
Selain itu, Ukraina juga akan membahas pertukaran tahanan sebagai bagian dari langkah awal menuju perdamaian.
Rencana tersebut disampaikan dua pejabat senior Ukraina yang berbicara secara anonim kepada Associated Press.
Baca Juga: AS Hentikan Berbagi Citra Satelit, Serangan Rusia ke Ukraina Tewaskan 20 Orang
Pertemuan di Jeddah ini juga menjadi bagian dari upaya Kyiv untuk memperbaiki hubungan dengan Washington.
Seperti diketahui, hubungan Ukraina dan AS merenggang usai perdebatan sengit antara Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Donald Trump dalam kunjungan terakhirnya ke Gedung Putih pada 28 Februari lalu.
Ukraina berusaha mendapatkan kembali dukungan militer dan intelijen dari AS yang saat ini ditangguhkan.
Washington, di sisi lain, mendorong Kyiv agar lebih terbuka terhadap negosiasi damai sebagai syarat pemulihan bantuan.
Selain membahas gencatan senjata, delegasi Ukraina juga siap menandatangani kesepakatan dengan AS terkait akses ke mineral tanah jarang Ukraina.
Presiden Trump disebut sangat berkepentingan dengan kerja sama ini sebagai bagian dari strategi energi dan industri pertahanan Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz hadir dalam pertemuan ini.
Sementara itu, Zelenskyy juga telah tiba di Jeddah dan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
“Kami berdiskusi secara mendalam mengenai langkah-langkah dan kondisi yang dibutuhkan untuk mengakhiri perang dan mewujudkan perdamaian yang berkelanjutan,” ujar Zelenskyy melalui unggahan daringnya.
Rubio pun mengapresiasi Arab Saudi yang menyediakan platform diplomasi bagi upaya penyelesaian konflik ini.
Dalam pernyataannya kepada wartawan sebelum tiba di Jeddah, Rubio menegaskan, Washington ingin mengetahui sejauh mana Ukraina bersedia berkompromi dalam negosiasi damai.
“Yang ingin kami ketahui adalah, apakah mereka tertarik untuk memasuki semacam pembicaraan damai dan garis besar umum tentang hal-hal yang dapat mereka pertimbangkan, dengan menyadari bahwa ini adalah perang yang mahal dan berdarah bagi Ukraina. Mereka telah sangat menderita dan rakyat mereka telah sangat menderita," kata Rubio.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.