TOKYO, KOMPAS.TV - KBRI Tokyo menggelar bedah buku Standing Firm for Indonesia's Democracy: An Oral History of President Susilo Bambang Yudhoyono di Jepang, Jumat (7/3/2025).
Buku ini disebut menceritakan pergulatan pemikiran SBY soal demokrasi, terutama ketika menjadi presiden pada 2004-2014.
Buku ini disunting oleh penulis Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912—1926, Profesor Takashi Shiraishi.
Profesor Nobuhiro Aizawa, dan Profesor Jun Honna, serta Profesor Wahyu Prasetyawan juga terlibat sebagai penyusun.
Dubes RI untuk Jepang, Heri Akhmadi menyebut, bedah buku digelar ketika "dunia tidak baik-baik saja" dan situasi geopolitik semakin kompleks.
Heri Akhmadi menyatakan, era SBY ditandai dengan transisi demokrasi yang semakin baik dengan digelarnya pemilu serentak.
Buku yang disusun Takashi Shiraishi dkk tersebut dinilai dapat memberi pelajaran berharga soal demokrasi berdasarkan pengalaman SBY.
“Pengalaman Bapak SBY yang tertuang dalam buku ini tentunya akan menambah pengetahuan kita semua. Dua periode memimpin, Bapak SBY mampu menurunkan angka pengangguran dari 9,9% menjadi 5,7%. Kemisinan turun dari 16,7% menjadi 10,96% dan ekonomi tumbuh dengan rata-rata 6%. Selain itu pula transisi demokrasi tumbuh ke arah yang lebih baik melalui pemilu serentak,” kata Heri dalam siaran pers KBRI Tokyo yang diterima Kompas TV, Jumat (7/3).
Baca Juga: Tokyo Conference 2025: SBY Serukan Penguatan PBB demi Penghentian Kekerasan Global
SBY yang datang ke acara tersebut berterima kasih kepada Heri Akhmadi dan jajaran KBRI Tokyo atas terselenggaranya bedah buku.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu menyebut terbitnya buku ini seakan menjawab keinginan mendiang istrinya, Ani Yudhoyono.
"Para profesor ini yang seperti menjawab keinginan almarhumah supaya saya menulis memoar. Buku ini sebetulnya, kalau saya menulis memoar isinya juga itu. Karena setelah 10 tahun saya mendapatkan amanah dari rakyat, saya ingin melaporkan kepada rakyat, dari berbagai sisi penugasan,” kata SBY.
SBY kemudian menceritakan pengalamannya berkenalan dengan Heri Akhmadi.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.