Kompas TV internasional kompas dunia

Bantuan ke Gaza Dihentikan untuk Menekan Hamas, Israel Dikritik Tajam oleh Berbagai Pihak

Kompas.tv - 3 Maret 2025, 12:39 WIB
bantuan-ke-gaza-dihentikan-untuk-menekan-hamas-israel-dikritik-tajam-oleh-berbagai-pihak
Barisan truk berisi bantuan kemanusiaan untuk Gaza berada di wilayah Mesir, di perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza pada hari Minggu, 2 Maret 2025. (Sumber: Foto AP/Mohamed Arafat)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

TEL AVIV, KOMPAS.TV — Israel menghadapi kritik tajam karena menghentikan masuknya semua makanan dan pasokan penting lainnya ke Gaza, Minggu (2/3/2025). Penghentian pasokan makanan dan barang-barang penting lainnya ini dilakukan Israel untuk menekan Hamas agar menerima proposal gencatan senjata tahap kedua yang diajukan Israel.

Mediator Mesir dan Qatar menuduh Israel telah melanggar hukum humaniter dengan menggunakan kelaparan sebagai senjata untuk menekan pihak lawan.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mendesak semua pihak untuk melakukan segala upaya guna mencegah kembalinya perseteruan di Gaza. 

“Ia juga menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera mengalir kembali ke Gaza dan agar semua sandera dibebaskan,” kata Juru Bicara PBB Stéphane Dujarric.

Lima kelompok nonpemerintah meminta Mahkamah Agung Israel untuk mengeluarkan perintah sementara yang melarang negara itu mencegah bantuan memasuki Gaza, dengan mengklaim bahwa tindakan itu melanggar kewajiban Israel berdasarkan hukum internasional. 

Baca Juga: Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar Ungkap Alasan Hentikan Bantuan ke Gaza

Perang tersebut telah membuat sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta orang bergantung pada bantuan internasional. Sekitar 600 truk bantuan telah masuk setiap hari sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari.

Namun, penduduk mengatakan harga-harga melonjak saat berita penutupan pengiriman bantuan menyebar.
Dari kamp pengungsi perkotaan Jabaliya yang hancur parah, Fayza Nassar mengatakan penutupan akan memperburuk kondisi mereka yang saat ini pun sudah mengerikan.

“Akan terjadi kelaparan dan kekacauan,” katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Hamas memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menunda atau membatalkan perjanjian gencatan senjata akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan bagi para sandera. Menurut Hamas, satu-satunya cara untuk membebaskan para sandera adalah melalui kesepakatan yang ada.

Keluarga para sandera pun kembali menekan pemerintah Israel. “Para sandera tidak punya waktu untuk menunggu kesepakatan yang ideal,” kata Lishay Miran-Lavi, istri sandera Omri Miran, di Tel Aviv.

Dalam gencatan senjata tahap pertama, telah dilakukan lonjakan bantuan kemanusiaan, setelah berbulan-bulan sebelumnya kelaparan meningkat di Gaza. Hamas menuduh Israel mencoba menggagalkan gencatan senjata tahap berikutnya pada hari Minggu, beberapa jam setelah gencatan senjata tahap pertama berakhir.

Hamas menyebut keputusan Israel untuk menghentikan bantuan sebagai kejahatan perang dan serangan terang-terangan terhadap gencatan senjata yang membutuhkan negosiasi selama setahun sebelum akhirnya berlaku pada bulan Januari lalu.

Baca Juga: [FULL] Suasana Bulan Ramadan di Gaza, Umat Muslim Jalankan Puasa di Tengah Gencatan Senjata

Pada gencatan senjata tahap kedua, Hamas direncanakan akan membebaskan puluhan sandera yang tersisa sebagai imbalan atas penarikan pasukan Israel dari Gaza. Selain itu, dalam tahap ini juga direncanakan akan terjadinya gencatan senjata yang langgeng. Negosiasi pada tahap kedua seharusnya sudah dimulai sejak sebulan lalu, namun pada kenyataannya hingga kini negosiasi belum dimulai.

Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa proposal baru AS menyerukan perpanjangan fase pertama gencatan senjata hingga Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi, yang berakhir pada tanggal 20 April.

Berdasarkan proposal tersebut, Hamas diminta untuk membebaskan setengah dari sandera pada hari pertama gencatan senjata dan sisa sandera akan dibebaskan ketika kesepakatan mengenai gencatan senjata permanen tercapai. Hingga kini, Hamas masih menyandera 59 orang, dan 35 di antaranya diyakini telah tewas.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x