MANILA, KOMPAS.TV - Wakil Presiden Filipina Sara Duterte terancam menghadapi penyelidikan pidana terkait tuduhan penghasutan dan pengancaman terhadap Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr.
Aduan pidana dilayangkan Biro Investigasi Nasional Filipina (NBI) pada Rabu (12/2/2025). NBI mengadukan Duterte terkait pernyataannya pada November 2024 lalu. Duterte mengancam Presiden Marcos Jr. akan dibunuh jika dirinya terbunuh lebih dulu.
Direktur NBI Jaime Santiago menyatakan pihaknya melayangkan pengaduan ke Kementerian Hukum Filipina. Pihak kementerian kemudian akan menentukan apakah aduan terhadap Duterte bisa diteruskan ke tahap penyidikan.
Associated Press melaporkan, Duterte menanggapi secara singkat pengaduan oleh NBI tersebut. Dia mengeklaim langkah ini ditempuh rival politiknya agar dirinya tidak bisa maju di Pilpres Filipina 2028 saat masa jabatan Marcos Jr. habis.
Pengaduan pidana ini dilayangkan saat Duterte terancam pemakzulan di parlemen Filipina. Gugatan pemakzulan ditandatangani lebih dari 300 anggota DPR Filipina, sebagian besar sekutu politik Marcos Jr.
Pemakzulan itu didasari atas beberapa tuduhan termasuk ancamannya terhadap sang presiden dan istrinya, serta ketua DPR Filipina. Duterte juga dituduh korupsi dan menyelewengkan dana pemerintah.
Baca Juga: Wapres Filipina Siap Hadapi Pemakzulan, Masih Bungkam soal Opsi Pengunduran Diri
Sebaliknya, Senat Filipina membela sang wapres dan berencana menghalangi gugatan pemakzulan saat masa sidang Kongres dibuka kembali pada Juni mendatang.
Pekan lalu, Duterte menyebut kuasa hukumnya telah bersiap menghadapi sengketa hukum jelang upaya pemakzulan oleh parlemen.
Ferdinand Marcos Jr. dan Sara Duterte terpilih menjadi presiden dan wakil presiden berkat persekutuan dua dinasti politik paling berpengaruh di Filipina.
Duterte merupakan anak dari mantan presiden Filipina yang lengser pada 2022, Rodrigo Duterte, sedangkan Marcos Jr. adalah putra diktator Ferdinand Marcos.
Akan tetapi aliansi politik keluarga Duterte dan Marcos kemudian pecah dan menimbulkan friksi.
Pada November 2024 lalu, Duterte secara terbuka mengaku bisa menyiapkan pembunuh untuk menghabisi Presiden Marcos Jr., istrinya, serta Ketua DPR Filipina Martin Romualdez.
Baca Juga: Presiden Filipina Marcos Ungkap Akan Melawan Ancaman Pembunuhan Wapres Sara Duterte
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.