Kompas TV internasional kompas dunia

China Balas AS dengan Kenakan Tarif 10-15 Persen, Perang Dagang Dimulai?

Kompas.tv - 4 Februari 2025, 15:21 WIB
china-balas-as-dengan-kenakan-tarif-10-15-persen-perang-dagang-dimulai
Presiden Tiongkok Xi Jinping bersulang di atas panggung setelah menyampaikan pidatonya pada jamuan makan malam yang menandai peringatan 75 tahun berdirinya Republik Rakyat China, di Aula Besar Rakyat di Beijing, Senin, 30 September 2024 (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Desy Afrianti

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China menetapkan tarif impor bagi komoditas-komoditas asal Amerika Serikat (AS) sebagai balasan dari kebijakan Presiden AS Donald Trump. Washington menetapkan tarif 10 persen bagi komoditas-komoditas asal China yang efektif berlaku per Selasa (4/2/2025).

Kementerian Keuangan China menyatakan produk batu bara dan gas alam cair  atau LNG dari AS akan dikenakan tarif 15 persen. Sedangkan minyak mentah, mesin pertanian, dan mesin mobil dikenakan tarif 10 persen.

"Peningkatan tarif AS secara unilateral melanggar peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)," demikian pernyataan Kementerian Keuangan China dikutip Associated Press.

"Ini tidak hanya membantu mereka memberesekan masalah sendiri, tetapi juga merusak kerja sama perdagangan dan ekonomi yang normal antar China dan AS."

Baca Juga: Kanada dan Meksiko Perketat Perbatasan, Trump Tangguhkan Penerapan Tarif Impor untuk Sebulan

Tarif yang dikenakan China sedianya akan berlaku pada Senin (10/2/2025) pekan depan.

Selain menetapkan tarif, Beijing juga membuka penyelidikan terhadap Google atas kecurigaan monopoli. Google sendiri beroperasi secara terbatas di China usai menolak memenuhi permintaan sensor dari Beijing pada 2010 silam.

China diketahui merupakan negara importir gas alam cari terbesar di dunia. Namun, sebagian besar pasokannya berasal dari Australia, Qatar, dan Malaysia.

Pada 2023, menurut data pemerintah AS, Washington mengekspor 173.247 juta kaki kubik LNG ke China per 2023. Ekspor ke China pun hanya mencakup 2,3 persen dari total volume ekspor gas alam AS.

Kalangan analis menilai tarif ekspor yang ditetapkan China dapat berefek signifikan, tidak hanya bagi ekonomi AS, melainkan seluruh dunia.

Kepala strategi pasar di lembaga Franklin Templeton Institute, Stephen Dover menyebut tarif China dapat berkontribusi pada pelambatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di berbagai negara.

"Risikonya adalah awal dari perang dagang yang saling balas-membalas, yang mana dapat berujung pertumbuhan PDB yang lebih rendah di mana saja, inflasi AS yang lebih tinggi, dolar yang lebih kuat, dan tekanan terbalik pada suku bunga AS," kata Dover.

Baca Juga: Demokrat Akan Gugat Rencana Trump Bubarkan USAID ke Pengadilan: Kami Hadapi Krisis Konstitusional

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x