LONDON, KOMPAS.TV - Jutaan penduduk di utara Inggris Raya dan Irlandia terdampak badai musim dingin yang memicu peringatan cuaca berbahaya pada Jumat (24/1/2025). Badai disebut membawa angin ribut yang membuat jaringan listrik terputus dan mengganggu arus lalu lintas.
Ramalan cuaca di tengah dan barat daya Skotlandia serta keseluruhan Pulau Irlandia pun mencapai "kode merah" pada akhir pekan ini. Kode tersebut berarti cuaca dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia.
Badai Eowyn yang bergerak dari Samudra Atlantik dilaporkan menerjang Irlandia dengan kecepatan angin mencapai 183 kilometer per jam pada Kamis (23/1) malam waktu setempat. Kecepatan angin di Irlandia tersebut tercatat paling kuat sejak era Perang Dunia Kedua.
Baca Juga: Sekolah-Sekolah di Amerika Serikat Bagian Selatan Diliburkan Karena Badai Musim Dingin
Cuaca buruk membuat sekolah-sekolah di Irlandia, Irlandia Utara, dan Skotlandia ditutup. Kota-kota besar seperti Dublin, Belfast, dan Glasgow pun terpantau sepi usai pemerintah mengimbau warga tetap berada di rumah.
"Mohon tetaplah di rumah jika bisa. Kita di hadapan badai saat ini. Kita memasuki periode kode merah," kata Menteri Pertama Irlandia Utara dalam siaran BBC Radio Ulster sebagaimana dikutip Associated Press, Jumat (24/1).
Otoritas Irlandia melaporkan jaringan listrik ke 700.000 rumah penduduk dan tempat usaha terputus akibat badai. Hampir 100.000 bangunan pun mengalami pemadaman listrik di Irlandia Utara.
Kalangan ilmuwan menyatakan bahwa Badai Eowyn semakin kuat karena arus jet dan energi dari lapisan atas atmosfer. Eowyn pun disebut berpotensi menjadi siklon bom, yakni ketika tekanan badai anjlok hingga 24 milibar dalam kurun 24 jam.
Profesor tentang dampak perubahan iklim di Universitas Newcastle, Hayley Fowler menyebut terbentuknya badai kemungkinan dipengaruhi atmosfer yang semakin hangat karena polusi manusia seperti karbon dioksida dan metana.
"Saat iklim semakin hangat, kita bisa memperkirakan badai-badai ini semakin intens dengan tingkat kerusakan yang semakin besar," kata Fowler.
Baca Juga: Trump Cabut dari Perjanjian Iklim, Pengamat: Bisa Berdampak ke Program Transisi Energi Indonesia
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.