GAZA, KOMPAS.TV - Gencatan senjata di Gaza akhirnya harus tertunda karena Hamas tak juga mengirim daftar sandera.
Gencatan senjata Israel-Hamas yang seharusnya dilakukan Minggu (19/1/2025) pagi waktu setempat harus gagal terjadi.
Pasalnya, Hamas tak juga memberikan daftar sandera yang akan mereka bebaskan hingga batas waktinya.
Baca Juga: Netanyahu Buka Suara soal Gencatan Senjata Israel-Hamas: Siap Perang Kembali-Komunikasi dengan Trump
Hamas sendiri menegaskan tak bisa memberikan daftar itu karena alasan teknis.
Dikutip dari Arab News, Juru Bicara Militer Israel mengeklaim, ketika gencatan senjata efektif diberlakukan, Hamas tak juga melakukan kewajibannya.
Mereka pun menegaskan Israel akan melanjutkan serangannya ke Gaza, selama Hamas tak melakukan permintaan Israel.
Gencatan senjata yang sudah dinantikan telah membuka kemungkinan besar mengakhiri 15 bulan perang yang meningkatkan tensi di Timur Tengah.
Netanyahu sendiri satu jam sebelum gencatan senjata dijalankan mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan memberlakukan gencatan senjata sampai Hamas memberikan daftar tiga sandera pertama yang seharusnya dibebaskan hari ini, Minggu (19/1).
“Perdana Menteri menginstruksikan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) bahwa gencatan senjata, yang seharusnya dijalankan pada 8.30 pagi, tak akan dimulai hingga Israel mendapatkan daftar sandera yang diculik, yang oleh Hamas telah dijanjikan akan diberikan,” bunyi pernyataan Kantor PM Israel.
Hamas sendiri menegaskan komitmennya atas gencatan senjata Gaza, dan mengatakan penundaan memberikan daftar nama sandera Israel pada fase pertama kesepakatan adalah karena alasan teknis di lapangan.
Tetapi mereka tak mengungkapkan secara detail apa masalah teknis yang dihadapi.
Baca Juga: Netanyahu: Gencatan Senjata Hamas-Israel Hanya Sementara, Serang dengan Kekuatan Besar Jika Perlu
Tentara Israel oleh media pro-Hamas dilaporkan mulai mundur dari area Rafah di Gaza, ke Koridor Philadelphi.
Tiga fase kesepakatan gencatan senjata tercapai setelah negosiasi panjang yang dimediasi Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS).
Fase pertama sendiri direncanakan dilakukan selama enam pekan, dengan 33 dari 98 sandera yang terdiri dari perempian, anak-anak, dan orang tua akan dibebaskan.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.