Kompas TV internasional kompas dunia

Terkait Putri Dubai yang Hilang, PBB dan Inggris Akan Turun Tangan

Kompas.tv - 17 Februari 2021, 21:46 WIB
terkait-putri-dubai-yang-hilang-pbb-dan-inggris-akan-turun-tangan
Putri Latifa binti Mohammed Al Maktoum, putri yang terpenjara dalam sangkar emas. (Sumber: wikipedia)
Penulis : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV – Badan hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pada Rabu (17/2) akan menggali informasi dari Uni Emirat Arab (UAE) seputar putri penguasa Dubai yang terpenjara di sebuah villa di Dubai yang dijaga ketat.

Putri Latifa binti Mohammed Al Maktoum sempat mencoba kabur dari UAE menggunakan kapal kecil pada 2018, namun akhirnya tertangkap di perairan lepas pantai India. Sejak itu, kabar sang putri tak pernah terdengar lagi hingga hari Selasa lalu (16/2), saat program investigasi BBC ‘Panorama’ menayangkan pesan sang putri melalui rekaman video.

Dalam video tersebut, yang tampaknya direkam secara diam-diam, putri berusia 35 tahun itu mengatakan, dirinya khawatir akan keselamatannya.

“Saya tidak tahu apakah saya akan mampu bertahan melewati situasi ini,” ujarnya dalam salah satu video. BBC menyatakan, video-video tersebut direkam selama berbulan-bulan melalui sebuah ponsel yang diam-diam diterima sang putri sekitar setahun setelah penangkapannya.

Baca Juga: Kisah Putri Latifa, Putri Penguasa Dubai yang Menghilang Selama Tiga Tahun

Marcus Essabri, seorang sepupu Latifa yang tinggal di Inggris, mengatakan pada BBC bahwa video-video tersebut berhenti direkam sejak sekitar 6 bulan lalu dan sejak itu, tak ada kabar apapun dari Putri Latifa.

“Saya takut mereka menangkap basah Latifa dengan ponselnya, dan sekarang saya mengkhawatirkan keselamatannya,” ujar Essabri.

Kantor badan HAM PBB UNHCR menyatakan, pihaknya akan menindaklanjuti perkembangan terbaru tentang Putri Latifa dengan UAE.

“Bagian lain dari sistem HAM PBB dengan mandat yang sesuai mungkin akan dilibatkan jika mereka telah selesai menganalisa materi perkembangan baru atau menerima tuduhan spesifik,” kata juru bicara UNHCR Rupert Colville pada BBC.

Baca Juga: Oman Tutup Perbatasan, Dubai dan Abu Dhabi Terbang ke Inggris Sesuai Jadwal

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan, pemerintahannya prihatin dengan kondisi Putri Latifa. “Komisi HAM PBB tengah menyelidiki kasus ini,” ujar Johnson seperti dikutip dari Associated Press pada Rabu (17/2), lalu menambahkan, “Inggris akan membuka mata terhadap perkembangan-perkembangan yang ada.”

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyebut video sang putri sangat menyedihkan dan ia mendukung penyelidikan oleh PBB. Kata Raab, “Inggris prihatin akan kasus ini, tapi hanya sedikit yang bisa dilakukan pemerintah karena Latifa bukan warga negara Inggris.”

Sheikh Mohammed dan pengadilan kerajaan Dubai sebelumnya menyatakan bahwa Latifa berada dalam kondisi aman dan dalam perawatan kasih sayang keluarganya.

Putri Latifa (kiri) saat bertemu dengan Mary Robinson, mantan komisaris UNHCR PBB dalam sebuah acara makan siang bersama Putri Haya, ibu tiri Putri Latifa pada 15 Desember 2018. (Sumber: UAE via AP)

Pada 2018, dibantu seorang teman dan seorang mantan mata-mata Prancis, Putri Latifa berhasil melarikan diri menggunakan kapal. Sayangnya, ia tertangkap di perairan lepas pantai India.

Upaya melarikan diri yang dramatis ini pun mau tak mau menyusup dalam citra keluarga penguasa Dubai yang dikontrol dengan hati-hati oleh keluarga ayah Latifa, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Baca Juga: Robocop Mulai Berpatroli di Dubai

Sheikh Mohammed, yang memerintah Dubai dan juga menjabat sebagai perdana menteri dan wakil presiden UAE secara turun-temurun, diyakini memiliki lusinan anak dari banyak istri. Sejumlah putra dan putrinya tampil menonjol di media lokal dan daring, namun yang lainnya jarang terlihat. Putri Latifa sendiri dikenal luas karena kecintaannya pada olahraga skydiving sebelum tahun 2018.

Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, ayah Putri Latifa yang merupakan penguasa Dubai. Foto diambil pada 10 Desember 2019. (Sumber: AP Photo / Amr Nabil)

Pada 2020, kehidupan keluarga Sheikh Mohammed kembali menjadi santapan publik. Saat itu, seorang hakim Inggris menyatakan bahwa sang sheikh bersalah lantaran telah menyebarkan ketakutan dan intimidasi terhadap istrinya yang diasingkan dan memerintahkan penculikan dua putrinya, salah satunya Putri Latifa. Putusan itu muncul dalam pertempuran hak asuh antara Sheikh Mohammed dan istrinya yang mengasingkan diri di Inggris, Putri Haya, putri mendiang Raja Hussein dari Yordania.

Baca Juga: Reformasi Hukum Islam, UAE Kini Perbolehkan Pasangan Belum Menikah Tinggal Serumah

Sheikh Mohammed merupakan pendiri istal pacuan kuda Godolphin yang sukses dan berteman dengan penguasa Inggris, Ratu Elizabeth II. Pada 2019, sang sheikh menerima sebuah trofi dari sang ratu setelah salah satu kudanya memenangkan perlombaan di Royal Ascot.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.