JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi menyatakan kondisi ekonomi Indonesia masih cukup positif kendati terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal belakangan ini.
Dia pun menyebut angka pengangguran terbuka justru menurun.
Hal tersebut disampaikan Hasan menjawab pertanyaan wartawan mengenai gelombang PHK dan janji Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja.
Pernyataan Hasan juga menanggapi laporan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia akan naik pada 2025.
Dia mengatakan, berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat penganguran terbuka di Indonesia justru turun. Pada saat bersamaan, kata dia, jumlah pekerja penuh waktu juga meningkat.
Baca Juga: PCO Klarifikasi Pidato Prabowo soal LSM Pengadu Domba: Bukan Ajakan Benci Asing
"Menurut data terbaru BPS, angka pengangguran terbuka justru turun. Sampai bulan ini angka pengangguran terbuka turun dari 4,82 (persen) ke 4,76," kata Hasan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
"Angka pekerja penuh waktu naik dari 65,6 (persen) jadi 66,2, (naik) hampir satu persen. Ini kita bicara data agar dapat gambaran lebih utuh."
Dia menyebut proyeksi IMF penting untuk dijadikan masukan. Namun, menurutnya, masyarakat patut optimistis dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Hasan menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk baik di tengah ketidakpastian global.
Jubir Presiden Prabowo Subianto itu menyebut saat ini ekonomi dunia telah menghadapi berbagai disrupsi seperti konflik dan perang tarif yang berdampak ke rantai pasok dan perdagangan global.
"Di tengah apa yang disebut orang ketidakpastian global, kita masih tumbuh cukup baik, (ekonomi) kita masih tumbuh hampir 5 persen, sedangkan negara-negara lain mungkin hanya 1-2 persen atau bahkan minus. Jadi kita punya amunisi lebih dari cukup untuk optimis," katanya.
Lebih lanjut, Hasan menyampaikan, angka setengah penganguran di Indonesia turun dari 8,5 menjadi 8 persen.
Baca Juga: Penjelasan Sri Mulyani soal Diskon Tarif Listrik 50 Persen Dibatalkan hingga Insentif Korban PHK
Dia mengakui jumlah pengangguran absolut semakin banyak usai badai PHK. Namun, penambahan pengangguran ini juga disebabkan banyaknya penduduk yang bertambah usia sehingga masuk kategori angkatan kerja.
"Memang pengangguran absolut kira-kira ada tambahan sekitar 83 ribu orang, tetapi ini juga tidak hanya karena PHK, tetapi juga naiknya usia orang-orang di angkatan kerja," katanya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.