Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Ekonom Paramadina: Diskon Transportasi-BSU Konsepnya "Tangan di Atas", Buat Rakyat Ketergantungan

Kompas.tv - 29 Mei 2025, 03:00 WIB
ekonom-paramadina-diskon-transportasi-bsu-konsepnya-tangan-di-atas-buat-rakyat-ketergantungan
Warga membawa beras bantuan dari Kantor Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, 18 Desember 2023. (Sumber: KOMPAS/HERU SRI KUMORO)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, 6 stimulus yang dikeluarkan pemerintah untuk meningkatkan daya beli dan mendorong ekonomi, tidak memadai. Lantaran hanya akan menciptakan ketergantungan masyarakat dengan bantuan pemerintah.

Adapun pemerintah baru saja mengeluarkan paket stimulus ekonomi, mulai dari diskon tiket pesawat, Kartu Sembako, Bantuan Beras 10 Kg, hingga Bantuan Subsidi Upah (BSU), yang akan resmi berlaku mulai 5 Juni 2025. 

"Paket kebijakan tersebut mendukung, tetapi tidak memadai dan akan menciptakan ketergantungan karena artifisial serta merupakan pendekatan "tangan di atas"," kata Wijayanto kepada Kompas.tv, Selasa (27/5/2025).

Baca Juga: Perdana, Bansos Tahap II Cair Akhir Mei Pakai Basis Data DTSEN

Ia menilai, perlu dilakukan hal-hal yang berdampak bagi aktifitas ekonomi. Misalnya dengan mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk proyek-proyek padat karya. Hal itu akan menghidupkan ribuan kontraktor atau supllier dan ratusan ribu tenaga konstruksi. 

Pemerintah juga bisa memberikan dana yang lebih besar untuk program perumahan rakyat.

"Ini akan menghidupkan paling tidak 140-an sub sektor ekonomi. Kemudian, pelonggaran perjalanan dinas dan meeting, untuk menstimulus sektor kuliner, hotel, wisata dan transportasi," ujarnya. 

Tak kalah penting, lanjutnya, adalah perbaikan iklim usaha. Bisa dimulai dari pemberantasan premanisme dan penyelundupan.

Baca Juga: Cara Dapat Diskon Listrik 50 Persen Juni-Juli 2025, Ada Batasan Pembeliannya

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan stimulus dikeluarkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar bisa sampai 5 persen di akhir 2025. Namun menurut Wijayanto, sederet insentif dan bansos itu baru bisa membawa ekonomi 5 persen jika nilainya mencapai Rp100 triliun. 

Ia mencontohkan BSU yang pernah diterapkan saat pandemi Covid. BSU bisa saja menekan PHK dan mendongkrak daya beli, tetapi menantang dari sisi ketepatsasarannya.

Sepanjang tahun ini, Wijayanto memproyeksi sitausi perekonomian akan berat, dengan pertumbuhan ekonomi di level 4,5 persen hingga 5 persen.

Baca Juga: Penerima Kartu Sembako Ditambah jadi 18,3 Juta KPM, Bantuan Beras 10 Kg Akan Disalurkan Lagi

Stimulus yang dikeluarkan pemerintah dan akan resmi berlaku pada 5 Juni adalah: 

  1. Diskon Tiket Kereta sebesar 30 persen 
  2. Diskon Tiket Pesawat berupa PPN DTP 6 persen 
  3. Diskon Tiket Angkutan Laut sebesar 50 persen
  4. Diskon Tarif Tol sebesar 20 persen untuk sekitar 110 Juta Pengendara selama 2 bulan pada momen Liburan Sekolah (sekitar awal Juni 2025 s.d. pertengahan Juli 2025).
  5. Diskon Tarif Listrik sebesar 50 persen kepada sekitar 79,3 Juta Rumah Tangga (Pelanggan ≤1300 VA).
  6. Tambahan Kartu Sembako Rp200.000/Bulan untuk sekitar 18,3 Juta KPM diberikan selama dua bulan.

Baca Juga: Diskon Tarif Listrik 50 Persen untuk 79,3 Juta Pelanggan, Mulai 5 Juni-31 Juli 2025

  1. Bantuan Pangan 10 kg Beras untuk sekitar 18,3 Juta KPM.
  2. Bantuan Subsidi Upah sebesar Rp150.000/Bulan untuk sekitar 17 Juta Pekerja dengan gaji sampai dengan Rp3,5 juta atau sebesar UMP/Kota/Kab yang berlaku, serta 3,4 Juta Guru Honorer selama 2 bulan (Juni-Juli 2025).
  3. Perpanjangan Diskon 50 persen iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dilakukan kembali selama 6 bulan bagi Pekerja Sektor Padat Karya (Periode Agustus 2025 sampai dengan Januari 2026).

 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas.tv




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x