JAKARTA, KOMPAS.TV - Meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok membuka ruang manuver baru bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.
Kebijakan penurunan tarif dari kedua negara tersebut diperkirakan menciptakan peluang strategis bagi peningkatan ekspor, efisiensi industri, serta penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok internasional.
AS diketahui menurunkan tarif impor barang dari Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen.
Sebagai balasan, Tiongkok juga memangkas tarif atas barang dari AS, dari 125 persen menjadi 10 persen.
Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan penundaan tarif resiprokal selama 90 hari.
Baca Juga: Kata China terkait Upaya Pembicaraan Damai Rusia-Uraina Secara Langsung, Yakini Hal Ini
“Di tengah dinamika ekonomi global yang fluktuatif, kebijakan penyesuaian tarif antara Amerika Serikat dan China memberikan harapan baru bagi perekonomian Indonesia,” ujar pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Abdul Muttalib, dikutip dari Tribun Timur, Selasa (13/5/2025).
Menurut Muttalib, efek paling langsung dari pelonggaran tarif tersebut adalah meningkatnya daya saing industri dalam negeri.
Penurunan tarif atas bahan baku dan barang modal dari dua negara besar itu dinilai mampu menekan biaya produksi di Indonesia.
“Kondisi ini membuka peluang besar bagi pelaku industri lokal untuk memperkuat posisinya, baik di pasar domestik maupun di kancah internasional,” katanya.
Sementara itu, Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi menyebutkan, stabilisasi hubungan dagang AS-China memberi efek domino terhadap banyak negara, termasuk Indonesia.
Sektor manufaktur menjadi salah satu yang paling diuntungkan.
“Dengan berkurangnya tekanan harga dari gangguan pasokan dan melonjaknya biaya produksi akibat tarif, dunia usaha Indonesia berpotensi mendapatkan akses yang lebih kompetitif ke pasar global,” ucap Syafruddin dilansir dari Kompas.com.
Baca Juga: Sepakat! AS dan China Saling Kurangi Tarif Ekspor Selama 90 Hari Jadi 30 Persen dan 10 Persen
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribun Timur
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.