Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Bapanas: Kebijakan HPP Gabah Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2025

Kompas.tv - 9 Mei 2025, 10:50 WIB
bapanas-kebijakan-hpp-gabah-perkuat-pertumbuhan-ekonomi-triwulan-i-2025
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menilai kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) menjadi salah satu pemicu tingginya produksi dan serapan beras oleh Bulog. (Sumber: Bulog)
Penulis : Dina Karina | Editor : Edy A. Putra

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menilai kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) menjadi salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi di Triwulan I 2025.

Pemerintah juga menerapkan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang dikelola oleh Badan Pangan Nasional. 

Sejak 15 Januari 2025, HPP untuk GKP resmi dinaikkan dari Rp6.000/kg menjadi Rp6.500/kg di tingkat petani. 

Arief mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebut pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen secara tahunan. 

Dia mengatakan pertumbuhan ini di antaranya ditopang kenaikan produksi dan stabilitas harga bahan pokok terutama selama bulan puasa dan Idulfitri 2025.

Baca Juga: Pengamat: Panen Raya dan Produksi Jagung Jadikan Sektor Pertanian "Jawara" Baru Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Arief, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga baik sebelum bulan puasa maupun setelah Lebaran 2025.

“Kita sudah memproyeksikan produksi beras akan meningkat daripada tahun lalu. Jadi pemerintah putuskan menetapkan harga gabah kering panen melalui surat keputusan Kepala Badan Pangan Nasional, yaitu sebesar Rp 6.500 per kilogram, sehingga Bulog bisa membantu para petani kita yang memang sedang giat berproduksi,” tutur Arief dalam keterangan resminya, Kamis (8/5/2025).

Selain itu, Bapanas sebelumnya melakukan intervensi melalui bantuan pangan pemerintah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah.

Ia menyampaikan, Bapanas selalu memperbarui data neraca pangan pokok strategis. Untuk produksi versus konsumsi beras, sesuai proyeksi Januari hingga Juni nanti, diperkirakan surplus 3,33 juta ton. 

Jika dibandingkan tahun sebelumnya, surplusnya meningkat 128,08 persen atau bertambah 1,87 juta ton dari surplus 2024, yang sebanyak 1,46 juta ton.

Arief menjelaskan, stabilitas dan terjaganya pasokan pangan membuat harga dan inflasi semakin terkendali. Dampak lainya adalah pemerintah mampu menjaga daya beli masyarakat secara merata di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Cuma 4,87 Persen: Terendah sejak 2021, Kalah dari Vietnam

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Kompas TV




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x