Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Garuda Indonesia Tanggapi Isu Grounded 15 Pesawat karena Kesulitan Bayar Biaya Perawatan

Kompas.tv - 7 Mei 2025, 17:20 WIB
garuda-indonesia-tanggapi-isu-grounded-15-pesawat-karena-kesulitan-bayar-biaya-perawatan
Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan membantah isu yang menyebut perusahaan telah menghentikan sementara operasional (grounded) 15 pesawatnya lantaran kesulitan membayar biaya perawatan. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan membantah isu yang menyebut perusahaan telah menghentikan sementara operasional (grounded) 15 pesawatnya lantaran kesulitan membayar biaya perawatan.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Rabu (7/5).

Ia menyebut, 15 pesawat tersebut memang sudah masuk dalam daftar tunggu untuk menjalani perawatan rutin yang seharusnya dilaksanakan tahun depan.

Baca Juga: Garuda Indonesia Kembali Dinobatkan Sebagai “The World’s Best Airline Cabin Crew 2023” oleh Skytrax

Namun, Garuda kini tengah melakukan percepatan proses agar 15 pesawat tersebut dapat dimasukkan ke dalam antrean perawatan pada tahun ini.

“Jadi memang kalau mau dibilang di-grounded 15 pesawat itu sebetulnya kurang pas, memang antrean (perawatan) itu masih tahun depan,” kata Wamildan seperti dikutip dari Antara.

Sebelumnya dalam keterangan resmi perusahaan pada Senin (5/5/2025), Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi menyampaikan, satu pesawat Garuda dan 14 pesawat Citilink saat ini tengah menunggu penjadwalan perawatan rutin berupa heavy maintenance dan penggantian suku cadang.

Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini.

Baca Juga: Bandara Soetta Jadi Bandara Terbaik ke-25 di Dunia Versi Skytrax, Ngurah Rai Nomor 72

"Tidak dapat dipungkiri kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan, sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang," ucapnya.

Ia menuturkan, perawatan itu sebagai upaya mengoptimalkan kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global.

Khususnya dinamika rantai pasok suku cadang pesawat yang kini melanda hampir sebagian besar pelaku industri transportasi udara dunia.

Baca Juga: Petugas Bandara Soekarno-Hatta Dinobatkan sebagai Best Airport Staff in Asia 2025 Versi Skytrax

Rahmat menambahkan, proses heavy maintenance diperlukan guna memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang tetap terjaga untuk pesawat yang akan dioperasikan.

Adapun sejalan dengan langkah optimalisasi armada tersebut, Garuda Indonesia sejak akhir tahun 2024 juga telah mendatangkan empat armada narrow body yakni Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG). Sementara dua lainnya (PK-GUH dan PK-GUI) mulai beroperasi pada kuartal II 2025.

"Langkah ini sejalan dengan pemulihan permintaan dan peningkatan trafik penumpang pasca pandemi serta pertumbuhan sektor pariwisata nasional," kata Rahmat.

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Antara




KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x