SEMARANG, KOMPAS.TV - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyatakan saat ini terdapat 80.000 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja secara ilegal di Kamboja.
Dia menyebut mayoritas WNI itu bekerja di sektor judi online (judol) hingga jadi operator scam atau penipuan.
Karding menegaskan semua WNI yang menjadi pekerja migran di Kamboja non-prosedural. Pasalnya, Indonesia tidak memiliki kerja sama penempatan kerja dengan negara ASEAN tersebut.
"Ilegal semua karena kita nggak punya kerja sama penempatan dengan mereka," kata Karding usai memberi pengarahan kepada Gubernur Jawa Tengah dan bupati di Semarang, Selasa (15/4/2025).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut judol merupakan industri legal di Kamboja. Kebanyakan WNI yang bekerja di sektor judol dan scammer rata-rata berangkat melalui calo.
"Macem-macem (pekerjaan PMI), ada yang operator judi online, di restoran atau scammimg. Tapi rata-rata judol dan scammimg," kata Karding, dikutip Kompas.com.
Baca Juga: Ratusan WNI Diduga Korban TPPO di Myanmar Dipulangkan Mulai Hari Ini, Pemerintah Beri Pendampingan
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kebanyakan PMI non-prosedural adalah anak muda terdidik yang tertipu lowongan kerja fiktif di media sosial.
Dia pun menyatakan pihaknya kesulitan memonitor WNI yang bekerja secara non-prosedural di luar negeri. Sehingga, pemerintah tidak bisa maksimal memberikan perlindungan kepada pekerja migran.
Salah satu kasus yang mencuat belakangan ini adalah meninggalnya PMI asal Bekasi bernama Iwan Sahab, yang diduga dianiaya di Kamboja dan meninggal pada Senin (14/4/2025).
"Sedang kita lacak karena rata rata ketahuan karena tidak prosedural kalau viral baru kita cari," katanya.
Menurut Karding, Kamboja dan Myanmar saat ini menjadi tujuan baru bagi anak muda Indonesia yang bekerja di luar negeri secara ilegal atau non-prosedural.
"Secara nasional paling banyak yang unprocedural itu paling banyak ke Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Taiwan. Sekarang banyak tren baru ke Kamboja dan Myanmar terutama anak anak terkini yang ditipu informasi di sosmed," kata Karding.
Baca Juga: Pemerintah Pulangkan 84 WNI Korban Online Scam dari Myanmar dan Kamboja
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.