Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Alasan PT BKP Timbun MinyaKita di Gudang Bikin Langka di Pasaran

Kompas.tv - 8 Februari 2023, 07:37 WIB
alasan-pt-bkp-timbun-minyakita-di-gudang-bikin-langka-di-pasaran
 dan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau persediaan minyak goreng di gudang penyimpanan MinyaKita PT Bina Karya Prima, di Jakarta, Selasa (7/2/2023) (Sumber: Kementerian Perdagangan)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Desy Afrianti
 dan
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau persediaan minyak goreng di gudang penyimpanan MinyaKita PT Bina Karya Prima, di Jakarta, Selasa (7/2/2023) (Sumber: Kementerian Perdagangan)

JAKARTA, KOMPAS.TV – PT Bina Karya Prima mengungkapkan alasan pendistribusian minyak goreng bersubsidi MinyaKita tertahan dan bikin langka di pasaran. Sebagaimana diketahui, 500 ton minyak goreng siap distribusi ditemukan tersimpan di Gudang terbesar di Cilincing, Jakarta Utara milik PT BKP.

Perusahaan mengaku terkendala dengan kebijakan domestic market obligation (DMO). DMO merupakan kebijakan pemerintah kepada produsen dan distributor untuk pemenuhan kebutuhan domestik sebagai bahan baku minyak goreng berupa minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dalam jumlah tertentu untuk kebutuhan dalam negeri.

Menurut VP Corporate and Legal PT BKP Tukiyo, masalah pertama adalah pemerintah menugaskan mereka untuk melakukan DMO ke dalam negeri pada Januari lebih banyak dari kuota awal penugasan sebenarnya.

"Pada bulan Januari itu kami sudah melaksanakan 38.000 ton dari penugasan yang sebenarnya hanya 1.500 (ton). Jadi tidak ada pelanggaran apapun terkait kewajiban kepada pemerintah, kami sudah penuhi," kata Tukiyo, Selasa (7/2/2023), dikutip dari Antara.

Baca Juga: Fakta-Fakta MinyaKita Langka, Ternyata Ditimbun di Gudang Terbesar di Cilincing Jumlahnya 500 Ton

Kedua, saat ini perusahaan tidak mengekspor minyak goreng, karena tidak pernah mendapat izin memproduksi sendiri CPO-nya.

Sedangkan situasi sejak Januari 2023 semakin sulit memperoleh CPO dengan harga eceran tertinggi (HET) sesuai yang ditetapkan pemerintah.


"Nah kebetulan sejak Januari sampai sekarang enggak ada satu pun kami dapat dari orang yang mau ekspor maupun produsen CPO," kata Tukiyo.

Oleh sebab itu, minyak goreng 500 ton di gudang belum disalurkan lantaran menjadi stok minyak goreng terakhir yang diproduksi dengan CPO reguler yang mereka dapatkan sesuai harga DMO.

"Kan kalau sudah disalurkan tetapi kami enggak ekspor di situ ada ruginya, nah kalau mau dibantu tentang ekspornya, kami bisa bantu untuk disalurkan ke pihak lain. Atau beliau (Mendag) membantu kami untuk memperoleh CPO pengganti yang harganya harga DMO," kata Tukiyo.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x