Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Harga Pupuk Naik 400 Persen, Petani Sawit Menjerit Minta Subsidi

Kompas.tv - 26 Januari 2023, 13:02 WIB
harga-pupuk-naik-400-persen-petani-sawit-menjerit-minta-subsidi
Petani menunggu pedagang pengepul membeli buah sawitnya yang baru dipanen di wilayah Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (23/6/2022). (Sumber: Kompas.id/Irma Tambunan)
Penulis : Dina Karina | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) meminta pemerintah memberikan subsidi pupuk untuk petani kelapa sawit. Pasalnya, saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sedang menurun namun harga pupuk melonjak tajam hingga 400 persen.

"Harga Tandan Buah Segar (TBS) Rp 5.000 kami enggak masalah. Tetapi persoalannya, harga pupuk naik, dulunya cuma Rp 300.000 per sak, sekarang kok Rp 1,1 juta-1,2 juta, TBS-nya menurun," kata Ketua Umum Apkasindo Gulat Manurung saat dihubungi KOMPAS.TV, Kamis (26/1/2023).

Dengan kondisi itu, Gulat menyebut kondisi petani sawit sangat disulitkan. Meskipun banyak pihak yang menilai petani sawit diuntungkan dengan tren kenaikan harga minyak sawit mentah atau CPO dunia.

"Saya pikir hanya orang pikun lah yang mengatakan petani sawit bahagia," ujar Gulat.

Gulat pun meminta agar pemerintah jangan hanya memberikan subsidi kepada pengusaha minyak goreng saja. Sedangkan petani sawit yang merupakan bahan baku minyak goreng, tidak mendapat subsidi.

Baca Juga: Malaysia Pertimbangkan Setop Ekspor Minyak Kelapa Sawit ke Uni Eropa, Ini Alasannya

Ia pun menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo, agar kebijakan pemerintah harus seimbang dan merangkul semua kepentingan pelaku ekonomi.

"Seperti kata pak Joko Widodo (Jokowi) setara itu harus seimbang, tidak boleh berpihak. Jangan hanya melihat kepentingan yang satu, tetapi kepentingan yang lain tidak diperhatikan," ucap Gulat.

Gulat mengungkapkan, saat ini pemerintah hanya memberikan pupuk subsidi kepada petani yang menanam produk pangan. Sehingga saat harga pupuk meroket, petani sawit hanya bisa gigit jari.

"Bapak mungkin tidak mengerti, atau belum tahu bahwa pupuk subsidi tidak ada untuk perkebunan itu nol, yang dikasih subsidi hanya tanaman pangan. Itu fakta yang mengatakan bahwa sawit itu lelah gerbong. Jadi jangan satu sisi kami disuruh untuk produksi tinggi tapi di sisi lain pupuk digembosi oleh Kemendag," tutur Gulat.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) memang tidak memasukkan kelapa sawit dalam sembilan komoditas yang mendapatkan pupuk bersubsidi. Pemerintah lebih fokus memberikan pupuk subsidi pada komoditas perkebunan yang produktivitasnya perlu ditingkatkan, sehingga bisa menggenjot ekspor atau mengurangi impor dari negara lain.

Sembilan komoditas yang mendapat pupuk subsidi adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi, dan kakao. Dengan demikian, hanya ada tiga komoditas perkebunan yang mendapatkan pupuk subsidi yaitu kakao, kopi, dan tebu.

Baca Juga: Eropa Larang Impor CPO Hasil Deforestasi, GAPKI: Tidak Takut, Masih Ada Pasar yang Lain



Sumber : Kompas TV, Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x