Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Paylater Bikin Ngutang Semakin Gampang, tapi Ingat Semuanya Tetap Masuk BI Checking

Kompas.tv - 13 Oktober 2022, 14:15 WIB
paylater-bikin-ngutang-semakin-gampang-tapi-ingat-semuanya-tetap-masuk-bi-checking
Ilustrasi PayLater, fasilitas yang semakin memudahkan masyarakat berutang. (Sumber: Kompas.com )
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini, masyarakat dimudahkan untuk mendapat pinjaman alias "ngutang" dengan fitur paylater dari banyak aplikasi. Fasilitas belanja sekarang bayar kemudian ini bisa digunakan mulai dari memesan hotel untuk liburan, membuat ongkos transportasi online, sampai sekadar untuk makan di restoran. 

Untuk menarik pelanggan, penyedia paylater memberikan promo yang lebih besar dibanding pelanggan menggunakan pembayaran tunai. Selain paylater, beberapa SuperApps juga menyediakan dana pinjaman yang limitnya cukup besar, dengan hanya melihat catatan belanja pelanggan di aplikasi tersebut. 

Melihat fenomena tersebut, Perencana Keuangan Annisa Steviani mengingatkan masyarakat untuk tetap bijaksana menggunakan fitur paylater dan semacamnya. Karena jika menggunakan paylater tapi pembayarannya macet, akan tetap berdampak pada skor kredit orang tersebut. 

Baca Juga: Cara Aktifkan, Pakai, dan Bayar GoPayLater Cicil di Tokopedia

"Gampang banget, nggak pernah ngajuin apa-apa aja bisa dapet limit. Mau belanja di mana pun, ada opsi utang dulu. Tanpa tau latar belakang keuangan pembeli," kata Annisa seperti dikutip dari akun Instagramnya @annisast, Kamis (13/10/2022).

"Tapi tau nggak sih, kalau perkara utang ini bisa ganggu kredibilitas kamu dan jadi reputasi buruk buat catatan keuangan kamu? Pengajuan kredit lain seperti KPR bisa jadi sulit bahkan tidak disetujui," ujarnya. 

Annisa menjelaskan, setiap pengguna jasa keuangan memiliki skor kredit atau credit score. Yakni nilai dari layak atau tidaknya orang tersebut sebagai calon debitur untuk dapat pinjaman.

Baca Juga: Mengenal Fitur Paylater yang Mirip Kartu Kredit di Sejumlah Platform , Berikut Ulasannya

"Kalau nilainya bagus, kalau ada cicilan selalu terbayar lancar, kredit kamu selanjutnya bisa disetujui lebih mudah. Kalau nilainya jelek, cicilan sering telat bayar atau tidak lancar, kredit kamu selanjutnya kemungkinan besar akan ditolak," ujar Annisa. 

Skor kredit didapat didapat dari kelancaran pembayaran utang yang terkoneksi pada perbankan.

Utang ini termasuk:
. Kartu kredit
.Kredit kendaraan bermotor (KKB) Kredit pemilikan rumah (KPR)
. Kredit tanpa agunan (KTA)
• Paylater dan pinjaman online lainnya.

Annisa mengingatkan, terlalu asik makan-minum, naik ojol, atau liburan pakai paylater lalu pembayarannya macet, Anda jadi kesulitan untuk mendapatkan kredit untuk keperluan yang lebih penting. 

Baca Juga: Fitur Paylater Usik Eksistensi Kartu Kredit

"Jangan sampai dong, cuma gara-gara belanja perintilan di e-commerce tapi telat bayar, cuma gara-gara delivery makanan pake utang tapi nggak dibayar langsung, lalu mau ngajuin KPR jadi sulit," sebutnya. 

Skor kredit ini akan terlihat saat dilakukan pengecekan ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dulu pengecekan skor kredit ada di Bank Indonesia, dengan proses yang disebut BI Checking atau pengecekan riwayat kredit di Sistem Informasi Debitur (SID) Bank Indonesia.

"Iya, dulu Bank Indonesia punya Sistem Informasi Debitur (SID), isinya informasi kredit nasabah. Keliatan tuh yang lancar & nggak. Makanya dulu umum istilah "blacklist bank", data peminjam bermasalah di sistem Bank Indonesia," katanya. 

Namun, per 1 Januari 2018 BI Checking atau SID ganti jadi Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK yang sekarang dikelola OJK. Lantaran OJK juga menaungi lembaga selain bank, data pinjaman nasabah yang terdaftar juga semakin lengkap.

Baca Juga: Cara Klaim Kaca Mata di BPJS Kesehatan, Besaran Dananya Sesuai Kelas Kepesertaan

Nah, jika ingin mengecek skor kredit, nasabah bisa mengakses sendiri SLIK OJK. Namun, Annisa mengatakan saat ini sudah ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan serupa. Sehingga nasabah bisa mengetahui dirinya punya pinjaman di mana aja, berapa sisa pinjamannya, dan apakah dalam 6 bulan terakhir pembayarannya lancar.

Terakhir yang juga penting karena lagi marak kebocoran data, nasabah juga bisa mengecek, apakah identitasnya dipakai orang untuk mengajukan pinjaman.

"Ketika kamu mengajukan pinjaman kepada Institusi Keuangan, maka Institusi tersebut akan melakukan pengecekan kredit terhadap data dirimu. Banyaknya pengecekan kredit dapat berarti adanya pemalsuan identitas dan berdampak negatif terhadap skor kreditmu," ujar Annisa. 

"Kan nggak lucu ya, kita nggak minjem tapi tau tau ada utang atas nama kita. Nggak dibayar pula sama orang yang ngambil data," ujarnya. 

Baca Juga: Orangtua Dapat Bansos PKH, Pekerja Bisa Tetap Dapat BSU, Begini Penjelasannya

Ia mengingatkan saat berutang jadi semakin mudah, jangan sampai juga jadi menggampangkan uang. Annisa menyarankan agar utang sebisa mungkin untuk hal produktif. 

"Kalau untuk konsumtif, seperlu apa sih barangnya sampai tidak bisa menunggu kamu punya uang," katanya. 



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x