Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Duh, Kementan Sebut Harga Telur, Daging Ayam, dan Minyak Goreng Masih Terus Naik

Senin, 29 November 2021 | 08:28 WIB
duh-kementan-sebut-harga-telur-daging-ayam-dan-minyak-goreng-masih-terus-naik
Kementerian Pertanian memperkirakan harga telur, daging ayam, dan minyak goreng akan terus naik jelang Natal dan Tahun Baru (29/11/2021). (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Pertanian memprediksi harga minyak goreng, telur, dan daging ayam masih akan terus naik, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pelaksana Tugas Badan Ketahanan Pangan Kementan Sarwo Edhy mengatakan, harga 3 komoditas itu masih akan tinggi terutama di wilayah yang mayoritas masyarakatnya merayakan Nataru.

"Kenaikan minyak goreng juga dipengaruhi meningkatkan permintaan CPO internasional," kata Sarwo seperti dikutip dari Kontan.co.id, Senin (29/11/2021).

Hal itu ia sampaikan berdasarkan pantauan Kementan, yaitu lewat perhitungan prognosa neraca pangan strategis. Tapi di luar 3 komoditas itu, Kementan menyatakan pasokan dan harganya akan aman.

Baca Juga: Kemendag Salurkan 11 Juta Liter Minyak Goreng ke Pedagang, Dijual Rp14.000/Liter

“Neraca beras surplus 9,3 juta ton, jagung 2,8 juta ton, bawang merah 128 ribu ton, bawang putih 195 ribu ton, daging sapi 121 ribu ton, daging ayam ras 362 ribu ton, telur ayam ras 241 ribu ton, gula pasir 1,1 juta ton, dan minyak goreng 618 ribu ton,” ungkap Sarwo.

Kementan pun sudah menyiapkan langkah antisipasi kenaikan harga telur, minyak goreng, dan daging ayam. Di antaranya dengan memotong rantai pasok pangan dengan mengoptimalkan Pasar Mitra Tani (PMT) yang ada di seluruh Indonesia.

"PMT menjual bahan pangan di bawah harga pasar karena memotong rantai pasok dengan membeli produk pangan langsung dari petani atau kelompok tani atau produsen pangan lainnya," ucap Sarwo.

Kementan juga akan mengintervensi pendistribusian pangan pokok dari daerah yang surplus ke daerah defisit, atau dari wilayah dengan harga rendah ke wilayah dengan harga tinggi. Contohnya, yaitu pengiriman komoditas beras sekitar 70 ton dari Jawa barat ke Kepulauan Riau.

Baca Juga: Luhut Jawab Pengusaha yang Tolak PPKM Level 3 Saat Nataru


Sumber :

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.


BERITA LAINNYA


Close Ads x