Kompas TV entertainment selebriti

Peran Sapardi Djoko Damono dalam Sastra Indonesia

Kompas.tv - 19 Juli 2020, 10:41 WIB
peran-sapardi-djoko-damono-dalam-sastra-indonesia
Peran Sapardi Djoko Damono dalam Sastra Indonesia (Sumber: Gramedia)
Penulis : Dian Septina

Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair yang berperan penting dalam dunia sastra Indonesia. Dikutip dari Kemdikbud RI, Sapardi seorang penyair, dosen, pengamat sastra, kritikus sastra dan pakar sastra. Ia lahir di Solo pada 20 Maret 1940, putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian.

Dalam dunia sastra Indonesia, Sapardi mempunyai peran penting. Dalam Ikhtisar Kesusasteraan Indonesia Modern (1988) karya Pamusuk Eneste, Sapardi dimasukkan dalam kelompok pengarang Angkatan 1970-an.

Dalam Sastra Indonesia Modern II (1989) karya A Teeuw, Sapardi digambarkan sebagai cendekiawan muda yang mulai menulis sekitar 1960. Terlihat perkembangan jelas dalam puisi Sapardi terutama dalam hal susunan formal puisi-puisinya.

Ia dianggap sebagai penyair yang orisinil dan kreatif. Puisi Sapardi Djoko Damono banyak dikagumi karena banyak kesamaan dengan yang ada dalam persajakan Barat yang disebut simbolisme sejak akhir abad ke-19.

Baca Juga: Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia

Beberapa karya Sapardi Djoko Damono antara lain Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), dan Arloji (1998).

Serta Ayat-ayat Api (2000), Mata Jendela (2000), Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003), kumpulan cerpen Pengarang Telah Mati (2001), dan kumpulan sajak Kolam (2009).

Sapardi Djoko Damono telah menerima berbagai penghargaan dan hadiah sastra dari dalam dan luar negeri. Pada 1963 Sapardi mendapat Hadiah Majalah Basis atas puisi Ballada Matinya Seorang Pemberontak. Pada 1978 ia menerima Cultural Award dari pemerintah Australia.

Pada 1983, ia memperoleh hadiah Anugerah Puisi-Puisi Putera II atas bukunya Sihir Hujan dari Malaysia. Pada 1984 Dewan Kesenian Jakarta memberi penghargaan atas buku Perahu Kertas. Mataram Award diterima Sapardi pada 1985. Hadiah SEA Write Award (Hadiah Sastra Asean) dari Thailand diterima pada 1986.

Sapardi meraih Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1990. Kalyana Kretya dari Menristek RI diraih pada 1996. Pada 2003, ia mendapat penghargaan Achmad Bakrie Award for Literature. Disusul Khatulistiwa Award pada 2004. Penghargaan dari Akademi Jakarta diraih pada 2012.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x