Kompas TV bisnis kebijakan

Kementan Gandeng Swasta Perbanyak Antivirus Buatan Anak Bangsa

Kompas.tv - 4 Juli 2020, 22:04 WIB
kementan-gandeng-swasta-perbanyak-antivirus-buatan-anak-bangsa
Produk inovasi Kementerian Pertanian antivirus berbasis eucalyptus (Sumber: Dok. Kementan)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPASTV - Kementerian Pertanian resmi meluncurkan inovasi antivirus berbasis eucalyptus.

Antivirus buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan ini bahkan telah berhasil mendapatkan hak patennya.

Selain mematenkan produk tersebut, Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya.

Baca Juga: Ini 4 Produk Antivirus Corona dari Kementan Termasuk Kalung Antivirus

Penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara perwakilan Balitbangtan dan PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dilaksanakan di Bogor pada pertengahan Mei lalu.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry menjelaskan kerja sama antara Kementan dan PT Eagle Indo Pharma sebagai bagian dari ikhtiar pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menyikapi pandemi Covid-19.

Fadjry berharap langkah kerja sama pengembangan produk dapat menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menghargai dan mendukung karya anak bangsa.

“Para peneliti di Balitbangtan ini juga bagian dari anak bangsa, mereka berupaya keras menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk bangsanya, semoga hal ini mampu menjadi penemuan baik yang berguna bagi kita semua” ujar Fadjry dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/7/2020).

Baca Juga: Apa Bedanya Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan vs Kalung Shout Out Jepang?

Eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.

Menurut Fadjry minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.

Penemuan tersebut disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan.

Fadjry menjelaskan laboratorium tempat penelitian eucalyptus telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x