Kompas TV entertainment lifestyle

Belajar dari Kasus Starbucks, Ini Survei yang Sebut Pelecehan Seksual Bukan dari Baju Seksi

Kompas.tv - 4 Juli 2020, 08:25 WIB
belajar-dari-kasus-starbucks-ini-survei-yang-sebut-pelecehan-seksual-bukan-dari-baju-seksi
Tangkapan layar video viral oknum karyawan Starbucks sedang mengamati pelanggannya lewat layar CCTV. (Sumber: Tangkapan layar/Twitter)
Penulis : Ade Indra Kusuma

KOMPASTV - Kasus pelecehan seksual yang terjadi di gerai Starbucks dari oknum karyawan yang memantau payudara customer dari balik CCTV menuai pro dan kontra yang sengit.

Kejadian tersebut viral di media sosial, setelah video pelecehan itu diunggah oleh pengguna Twitter bernama @LisaAbet, Rabu (1/7/2020).

Dalam kolom komentar akhirnya muncul perdebatan sengit antara yang menaruh rasa iba terhadap korban dan yang menyalahkan korban.

Para pembela tersebut berdalih jika bukan hal salah pelaku yang melakukan tidak pelecehan, karena korban pun memakai pakaian yang terbuka.

Satu diantaranya komentar dari @toiletforchill. 

"Nih ya mba. Mnrt gua, CCTV kan emang ada yg kontrol. Dikontrolnya pake mata. Ya kalo mata gak sengaja liat payudara dr baju yg kebuka ya wajarlah, wong bajunya juga kebuka," tulisnya.

Tapi Tahukah Anda ada survei yang membuktikan kalau pelecehan seksual terjadi ternyata penyebabnya bukan dari baju seksi yang wanita pakai.

Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilaksanakan secara nasional pada akhir tahun 2018 selama 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) juga pernah menyoal cara berpakaian korban yang sering dijadikan kambing hitam. B

Dari analisis data survei yang diikuti oleh lebih dari 62.000 orang, koalisi menemukan fakta menarik yang membantah mitos-mitos yang beredar terkait pelecehan seksual.

Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami pelecehan seksual melainkan memakai celana/rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%), berbeda dari mitos yang banyak dipercaya orang bahwa pelecehan seksual terjadi karena korban berada di luar rumah pada malam hari.

Selama ini korban pelecehan seksual banyak disalahkan karena dianggap ‘mengundang’ aksi pelecehan dengan memakai baju seksi atau jalan sendiri di malam hari. Tapi semua anggapan itu bisa dibantah dengan hasil survei ini.

"Hasil survei ini jelas menunjukkan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari,” kata founder perEMPUan Rika Rosvianti (Neqy), mewakili koalisi seperti mengutip Kompas.com.

Pelecehan seksual yang terjadi awal tahun lalu yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor terhadap seorang perempuan mengenakan jilbab panjang juga membuktikan bahwa pakaian korban sama sekali tak berkolerasi terhadap peluang menjadi target pelecehan. Dengan kata lain, sebenarnya yang harus dikontrol adalah pikiran pelaku, bukan pakaian korban.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.