Kompas TV entertainment lifestyle

Waspada Gowes Sepeda sampai Ngos-ngosan, Serangan Jantung Mengintai?

Kompas.tv - 26 Juni 2020, 08:00 WIB
waspada-gowes-sepeda-sampai-ngos-ngosan-serangan-jantung-mengintai
Ilustrasi bersepeda, olahraga sepeda, gowes (Sumber: Pixabay)
Penulis : Ade Indra Kusuma

KOMPASTV - Bersepeda kini menjadi salah satu pilihan olahraga dan transportasi paling diminati sejak pandemi Covid-19 mewabah di seluruh dunia.

Hal ini berkaitan karena mengharuskan setiap orang rajin olahraga. Namun ketika tengah asyik menggowes, jangan lupa perhatikan keadaan tubuh.

Tren bersepeda di kota-kota besar Indonesia ini juga diiringi kewaspadaan tinggi akan adanya risiko kematian terkait kondisi kesehatan seperti yang dialami Didik Hari Prasetyo (53).

Lelaki itu meninggal karena serangan jantung saat bersepeda di Jalan Raya Cimatis Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampura, Bekasi, Minggu (21/6/2020).

Di hari yang sama, seorang pensiunan guru warga Tasikmalaya, Lili Sumarli (64), ditemukan meninggal tergeletak dekat sepedanya.

Lili diduga kelelahan berolahraga hingga akhirnya meninggal.

Dokter spesialis jantung RS Siloam Karawaci, Vito Anggarino Damay mengatakan, tidak ada yang salah dengan bersepeda. Malah jenis olahraga ini dianjurkan untuk orang berusia di atas 40 tahun, karena baik untuk sendi.

“Namun yang jadi lupa, ada orang yang tidak biasa bersepeda, mau ngikutin kecepatan yang biasa pakai sepeda. Ini tidak dianjurkan,” jelas Vito, Rabu (24/6/2020) seperti mengutip Grid.ID.

Dokter Vito akui sulit menilai kondisi seseorang secara obyektif tanpa hasil medical check up. Namun, ada tanda yang bisa dijadikan alarm saat melakukan olahraga, yakni jangan sepelekan gejala ngos-ngosan.

“Biasanya ada ucapan begini, dulu saya bisa tapi kok sekarang enggak. Atau ucapan, saya sekarang mudah ngos-ngosan,” kata dia.

Tanda-tanda ini bagi sebagian orang dianggap sepele. Padahal, bisa jadi itu tanda tubuh mengalami sesuatu.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x