Kompas TV nasional berita utama

Ampuh Mana, Dexamethasone atau Klorokuin Sebagai Obat Pasien Corona?

Kompas.tv - 18 Juni 2020, 13:00 WIB
ampuh-mana-dexamethasone-atau-klorokuin-sebagai-obat-pasien-corona
Ilustrasi obat corona (Sumber: Pixabay)
Penulis : Ade Indra Kusuma

KOMPASTV - Pemberitaan obat Dexamethasone (deksametason) tengah mencuri atensi publik. Publik mulai mencari tahu lantaran obat ini sukses menyembuhkan 5.000 pasien positif corona di Inggris beberapa waktu lalu.

Mengutip BBC, Para ahli yang dipimpin tim Universitas Oxford, pada Selasa (16/6/2020), mengungkap temuan awal yang menunjukkan Dexamethasone berhasil mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.

Hal ini berarti, Dexamethasone menjadi obat yang efektif bekerja melawan virus corona.

Dexamethasone adalah obat steroid berdosis rendah yang biasanya digunakan untuk mengobati berbagai reaksi alergi serta rheumatoid arthritis dan asma, gangguan darah/hormon/sistem kekebalan tubuh, masalah pernapasan, gangguan usus tertentu, dan kanker tertentu.

Menyikapi obat Dexamethasone yang viral di berbagai media pemberitaan, ternyata obat ini juga sudah dipakai di Indonesia kepada pasien positif corona. 

Lantas ampuh mana, Dexamethasone dengan Klorokuin sebagai obat untuk pasien corona?

Seperti diketahui, di awal-awal pandemi corona menyebar, Presiden Joko Widodo mengumumkan telah memesan 3 juta unit chloroquine phosphate atau klorokuin sebagai bekal pengobatan bagi pasien corona. 

Dokter spesialis paru, dr. Erlang Samoedro, Sp.P. membenarkan obat Dexamethasone memang efektif untuk pasien-pasien kritis positif corona. 

"Obat ini (Dexamethasone) sudah dipakai kok di Indonesia, tapi untuk pasien-pasien kritis. Sementara untuk Klorokuin itu digunakan untuk pasien dengan gejala ringan sampai sedang, Jadi beda penggunaan dan manfaatnya," ujarnya saat dihubungi KompasTV, Kamis (18/6/2020).

Lantas bagaimana hasil Dexamethasone sejauh ini?

Dokter Erlang yang disibukkan dengan merawat pasien corona menjelaskan secara bijak, bahwa penggunaan obat tidak selalu bisa menolong jiwa pasien ataupun menyembuhkan, karena kesembuhan dinilainya juga terkait dengan banyak faktor.

"Tentu ada hasilnya yang sembuh, dan ada juga yang tidak. Untuk berapa jumlah perhitungannya, saya belum ada datanya," tegasnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x