Kompas TV feature inspirasi musik

Sebuah Puisi Musikalisasi

Kompas.tv - 15 Juni 2020, 16:00 WIB
Penulis : Krisna Aditomo

JAKARTA, KOMPAS.TV - Tulisan bisa menjadi tempat kita berekspersi , kadang dianggap juga sebagai terapi.  Tulisan adalah tempat kita berbagi cerita. Kali ini saya ingin berbagi kisah dan menuangkannya dalam bentuk  musikalisasi puisi.

“Menerima”

Oleh: Rika Amanda

Di garis bahari, Semburat jingga sudah menyapa

kerlap kerlip lampu kecil menyinari

jalanan Kota yang mendadak sepi

Mengaduk- aduk sisa ambisi dan ilusi manusianya

yang masih tetap menyala ,membara .

Ku seduh secangkir doa-doa langit

Biarlah malam meneguk kisah, kesah, dan lelah

Ku tak pernah belajar dari bait- bait sastra

Bahwa selalu ada tanda koma

Untuk sejenak mengambil jeda,

Sejenak berdamai dengan semesta,

Sejenak melebur

Dengan Tuhan yang tak pernah tidur,

Sejenak membaur

Dengan -Nya yang tak kenal libur.

Sejenak merayakan luka,

Karena hidup bukan selamanya

Hanya tentang berpesta.

Terkadang rasanya memang melelahkan

Berkejaran dengan cepatnya roda kehidupan.

Berusaha mati-matian

Melukis ulang garis tangan,

Sekuat tenaga, tapi hasilnya tidak ada.

Kadang rasanya seperti naik bianglala,

Berputar-putar di tempat yang sama.

Aku seringkali tak peduli

Atau pura-pura tuli

Tak mau mendengar puisi- puisi dalam hati,

Sibuk mengoleksi daftar panjang validasi yang sama sekali tak pasti

Sampai akhirnya, beberapa bulan ini

Bumi menyuruhku berdiam diri

Aku perlahan dilahap sunyi

Dipaksa kembali ke dalam diri

Menemui yang selalu aku cari.

Menemui yang selalu aku hindari.

Entah kenapa ku tak pernah belajar

dari tanda koma diantara rafal fal bait- bait sastra.

Bahwa selalu ada jeda,

Sejenak berdamai dengan semesta

Melebur membaur dengan Pencipta

yang tak kenal libur.

Tak apa untuk merayakan luka,

Karena hidup bukan hanya tentang berpesta

Kadang rasanya seperti naik bianglala,

Berputar-putar di tempat yang sama.

Aku seringkali tak peduli

Atau pura-pura tuli

Tak mau mendengar jiwa milik sendiri berpuisi,

Sampai akhirnya perlahan dilahap sunyi

Dipaksa kembali ke dalam diri,

Yang selalu aku hindari.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x