Kompas TV regional berita daerah

Warga Tetap Antusias Meski Tradisi Lopisan Ditiadakan

Kompas.tv - 2 Juni 2020, 14:35 WIB
Penulis : KompasTV Jateng

PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Guna mencegah penularan Covid-19, Pemkot Pekalongan meniadakan tradisi lopisan di Kelurahan Krapyak, yang biasanya diadakan sepekan setelah Idul Fitri. Namun meski sudah diumumkan melalui berbagai media, termasuk baner dan spanduk berukuran raksasa, namun antusiasme warga untuk datang ke lokasi tetap tinggi.

Pandemi Covid-19 membuat banyak acara maupun tradisi di daerah yang melibatkan banyak orang akhirnya ditiadakan. Salah satunya adalah tradisi lopis raksasa atau Syawalan di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan. Tradisi yang sudah turun temurun ini ditiadakan untuk menghindari penyebaran virus korona.

Namun ternyata meskipun sudah dibatalkan, namun masih banyak warga yang berusaha memasuki Krapyak dengan berbagai alasan. Petugas gabungan dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan serta Dinas Kesehatan, terpaksa menyekat akses menuju ke Kelurahan Krapyak.

Kendaraan yang hendak memasuki wilayah Krapyak diperiksa dan pengendaranya diminta untuk menunjukan identitas diri. Jika KTP-nya ternyata bukan warga setempat, maka tidak diijinkan untuk masuk dan diminta putar balik. Sementara itu, mereka yang diijinkan masuk, terlebih dahulu harus menjalani pemeriksaan suhu badan serta dilakukan pendataan.

Ditiadakanya tradisi lopisan ini, ternyata menjadi berkah bagi para pedagang lopis, yang biasa berjejer di sepanjang jalan menuju Krapyak, karena banyak warga yang akhirnya membeli lopis karena tak bisa masuk ke Krapyak.

Bagi yang ingin tetap bersilaturahmi dengan keluarganya di Krapyak, petugas menyarankan agar dilakukan  di lain waktu dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan.

#TradisiLopisan #IdulFitri #KotaPekalongan



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x