Kompas TV regional berita daerah

Dua Warga Alor Tolak Bansos Pemerintah, Alasannya Masih Sanggup Kerja

Kompas.tv - 2 Mei 2020, 18:02 WIB
dua-warga-alor-tolak-bansos-pemerintah-alasannya-masih-sanggup-kerja
Salomi Malaka, (Kiri) ibu rumah tangga asal Desa Lembur, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menolak bantuan sembako dari pemerintah pusat, saat bertemu dengan petugas yang membagikan bantuan sembako. (Sumber: Dokumen Nazamuddin Syain/KOMPASTV)
Penulis : Johannes Mangihot

KUPANG, KOMPASTV - Dua warga di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur menolak bantuan sembako dari pemerintah. Alasan mereka masih memiliki tenaga untuk bisa bekerja yang mengahasilkan.

Keduanya yakni Salomi Malaka asal Desa Lembur Barat dan Salomi Mapada asal Desa Alimmebung, Kecamatan Alor Tengah Utara. Keduanya menolak bantuan pemerintah yang datang ke rumah masing-masing.

Keduanya perempuan itu menolak Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Desa Lembur. Program KKS diberikan dalam bentuk bantuan sembako dari pemerintah melalui Kementerian Sosial.

Baca Juga: Dua Kepala Desa Tolak Bansos Pemprov Jabar Karena Bansos Tidak Sesuai Jumlah Penduduk

Malaka menjelaskan dirinya lebih suka usaha sendiri dibanding diberikan bantuan. Hal ini jugalah yang membuatnya menolak bantuan dari pemerintah NTT.

"Saya harus usaha sendiri. Tuhan sudah kasih saya 10 jari dipakai untuk usaha. Itu yang saya tidak mau, tidak ada alasan lain," kata Malaka.

Sementara itu, Mapada mengaku dirinya sudah tua dan lebih baik bantuan tersebut diberikan kepada yang lebih membutuhkan.

“Saya tidak menyesal, tidak terima tidak apa-apa,” ujar Mapada.

Baca Juga: Viral! 2 Perempuan Berkelahi Karena Bantuan Sosial

Di kesempatan berbeda, Karo Humas Setda NTT, Marius Ardu Djelamu menjelaskan pemerintah pusat sudah berupaya untuk membantu masyarakat Indonesia yang terkena dampak virus corona, termasuk masyarakat NTT.

Namun ia mengakui ada dua warga Alor NTT menolak bantuan lantaran masih sanggup untuk bekerja,

“Menolak bukan karena tidak menghargai, karena merasa masih bisa bekerja, ada orang yang merasa belum mengeluarkan keringat tidak layak untuk mendapatkan sesuatu, ini moralitas untuk menghargai kerja keras,” ujarnya.

Marius menambahkan pemerintah menghargai keputusan dua warga Alort tersebut. Menurutnya keputusan tersebut merupakan pesan kepada masyarakat untuk tetap tegar dalam menghadapi situasi saat ini.

Baca Juga: Keributan Pembagian Bansos Berujung Penganiayaan, Polisi Tetapkan 2 Tersangka

“Ini memberi pesan bahwa kita tidak boleh cengeng dalam situasi seperti ini. Bagaimanapun wabah virus ini menyebar dan punya dampak ekonomi kita, tetapi ada sebagaian masyarakat belum merasa membutuhkan sesuatu kalau mereka tidak bekerja,” ujar Marius.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x