Cerita Bidan di Daerah Perbatasan Indonesia-Timor Leste yang Tak Bisa Mudik

KUPANG, KOMPASTV – Vidya Puji Astuti, salah satu bidan yang bertugas di kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste harus rela tidak dapat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1441 bersama keluarga.

Keputusan larangan mudik untuk mencegah penyebaran virus corona membuatnya tetap tinggal di Desa Teba, Kecamatan Biboki Tanpah, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.

Vidya bertugas di Puskesmas Oenopu, dan tinggal di mes yang berdekatan dengan tempat kerjanya.

Baca Juga: 9 Orang Terkonfirmasi Positif Corona, NTT Kembali Zona Merah

Vidya menjelaskan baru kali ini dirinya merasakan menjalani bulan puas sendiri tanpa keluarga. Di tahun-tahun sebelumnya, Vidya menyempatkan diri pulang ke kampung halaman di Sragen, Solo, Jawa Tengah.

“Dibilang sedih ya sedih ya, karena manusiawi. Bagaimanapun kita kan seorang anak bisanya di hari ramadan bertemu keluarga, sekarang harus bertugas di sini. Itu rasanya sedih tetapi kembali ke niat awal yaitu ditugaskan disini untuk mengabdi,” ujarnya saat ditemui di Puskesmas Oenopu, Jumat (1/5/2020).

Tempat Vidya bekerja jauh dari kota, untuk melaksanakan salat berjamaah di masjid saja ia harus menempuh jarak 47 kilometer.

Namun saat NTT menyatakan terdapat kasus positif virus corona, ia tak bisa lagi salat berjamaah lantaran larangan keluar rumah. Kesehariannya Vidya hanya bisa beribadah di mes.

Baca Juga: Anggota Polri di NTT Rela Tunda Resepsi Pernikahan Demi Cegah Penyebaran Covid-19

Untuk menghindari rasa jenuh dan kerinduan terhadap keluarganya, bidan muda ini Cuma bisa berkomunikasi melalui telepon.

“Kemarin video call sama keluarga, tanya kabar. Sedih juga, biasanya bersama keluarga, salat subuh berjamaah, buka puasa juga besama keluarga ada yang menemani sekaran sendiri di mes,” ujarnya.