Pandemi Corona, Celah Kejahatan Untuk Penuhi Kebutuhan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pencurian dengan pemberatan adalah jenis kejahatan yang marak dilakukan.

Seperti kasus perampokan mini market di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur saat tiga spesialis perampokan ditangkap saat tengah beraksi.

Para pelaku ditangkap saat polisi tengah berpatroli.

"Anggota dari Buzzer Polres Duren Sawit melaksanakan kegiatan rutin, kegiatan pengamanan dan patroli. Mereka melintas di TKP, ternyata mereka melihat sebuah mobil jenis Avanza sedang berhenti didepan Alfamart dengan kondisi pintu bagasinya terbuka. Mereka memalangkan mobilnya didepan mobil tersebut. Namun si pengemudi yang ada di dalam mobil tersebut tiba-tiba langsung menyalakan kendaraannya dan memacu dengan kecepatan tinggi meninggalkan TKP," kata AKBP Hery Purnomo, Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur.

Pelaku terdiri dari empat orang dalam satu komplotan.

Melawan saat ditangkap, salah seorang pelaku tewas dengan tindakan tegas pihak kepolisian.

Para pelaku memiliki peran tersendiri dalam perampokan.

Kedua pelaku berinisial A-R dan A-A ini berperan untuk membobol pintu mini market.

Mereka beralasan terhimpit kebutuhan ekonomi sejak wabah pandemic corona.

Polri menjelaskan adanya kenaikan kriminalitas selama penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Grafik kejahatan meningkat di akhir April 2020, sebesar 11,8 persen.

Dari kacamata Sosiologi, sulitnya mencari pekerjaan dapat memicu seseorang berbuat kejahatan.

"Kalau ini dikaitkan dengan situasi pandemi saat ini, sebetulnya meningkatnya angka kriminalitas ini menunjukkan adanya pilihan yang rasional yang dipilih oleh para pelaku kriminalitas. Kenapa? karena pada saat ini kemungkinan untuk mendapatkan uang atau untuk menjamin keberlanjutan kehidupan itu dengan melakukan tindak kriminal," ucap salah satu Sosiolog yang dihubungi oleh Tim Gelar Perkara.

Mini market sebagai tempat persediaan bahan pangan dan peredaran uang tunai rawan menjadi target perampokan.