Kompas TV bisnis kompas bisnis

Manuver SKK Migas Ditengah Pandemi Corona

Kompas.tv - 17 April 2020, 12:30 WIB
Penulis : Merlion Gusti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga minyak masih tertekan, meski Opec dan Rusia sudah membuat kesepakatan memangkas produksi 9,7 juta barel per hari. 

Pemangkasan ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan.

Opec memperkirakan permintaan minyak global memang akan turun sampai 6,9 juta barel per hari atau 6,9 persen tahun ini. 

Hal ini tidak lain akibat pandami korona yang mengakibatkan permintaan minyak menurun.

Harga minyak anjlok, konsumsi minyak dunia juga ikut turun karena wabah Covid-19.
Apa manuver yang dilakukan SKK Migas di kondisi seperti ini?

Sudah bergabung dengan kami, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto.

Sementara itu, Menteri Keuangan menggelar rapat melalui video konferensi bersama awak media, Rabu (1,4,2020).

Rapat tersebut membahas soal skenario berat hingga skenario paling buruk yang akan dialami Indonesia akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Kepada awak media, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI) dapat mengalami kontraksi hingga 0,4 persen pada akhir tahun.

Untuk skenario berat, perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh di kisaran 2,3 persen.

Selain itu, Sri Mulyani juga sempat memaparkan bahwa skenario berat hingga terburuk mengenai pertumbuhan ekonomi RI akan berada di kisaran 2,5 persen hingga 0 persen.

\"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3 persen, bahkan skenario lebih buruk -0,4 persen,\" ujar Sri Mulyani dalam conference call, Rabu (1,4,2020).

Angka tersebut jauh dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang menetapkan pertumbuhan APBN sebesar 5 persen.
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x