Kompas TV travel jelajah indonesia

Wow! Ternyata Benteng Terluas Di Dunia, Ada di Indonesia

Kompas.tv - 24 Maret 2020, 15:58 WIB
Penulis : Herwanto

BUTON, KOMPAS.TV

Salam jelajah.

Hafizh Adyas kali ini melakukan traveling menjelajah satu pulau di Sulawesi. Pulau Celebes atau  Sulawesi merupakan pulau yang memiliki banyak sumber daya alam dan tempat wisata yang mengagumkan. Tak heran saat ini Pulau Sulawesi diserbu turis lokal maupun mancanegara. Siapa sangka pula ternyata di Kepulauan Sulawesi terdapat sebuah benteng yang menjadi benteng terluas di Dunia! Ya, namanya adalah Benteng Keraton Buton, yang terletak di Kota Bau-bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23,375 hektar. Selain itu, Benteng Keraton Buton memiliki bentuk unik yang terbuat dari batu kapur. Dulunya benteng ini dijadikan tempat pertahanan, namun kini menjadi objek wisata yang menampilkan sejarah Kesultanan Buton dengan pemandangan Kota Bau-Bau yang menakjubkan.

Benteng yang dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III bernama La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin (1591-1596) ini memiliki 3 komponen. Pertama, Badili atau meriam. Obyek wisata ini merupakan meriam yang terbuat dari besi tua yang berukuran 2 sampai 3 depa. Meriam ini bekas persenjataan Kesultanan Buton peninggalan Portugis dan Belanda yang dapat ditemui hampir pada seluruh benteng di Kota Bau-Bau. Kedua, Lawa. Artinya dalam bahasa Wolio adalah pintu gerbang. Lawa berfungsi sebagai penghubung keraton dengan kampung-kampung yang berada di sekeliling benteng keraton. Terdapat 12 lawa pada benteng keraton, yang mewakili jumlah lubang pada tubuh manusia. Benteng keraton diibaratkan sebagai tubuh manusia.

Ketiga, Baluara, yang berasal dari bahasa portugis yaitu baluer yang berarti bastion. Baluara dibangun sebelum benteng keraton didirikan pada tahun 1613 pada masa pemerintahan La Elangi/ Dayanu Ikhsanuddin (Sultan Buton ke-4) bersamaan dengan pembangunan 'godo' (gudang).



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA


Close Ads x